TRANS HAPAKAT – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pulang Pisau Oo Suharto melalui Kepala Sub Bagian (Kasubag) Umum BPS Pulang Pisau Dwi Afrizal (5/4/2022) mengungkapkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Pulang Pisau Januari-April 2022 bahwa angka potensi dan sementara beras di kawasan food estate meningkat.
Dwi Afrizal menjelaskan, angka potensi untuk saat ini mengalami kenaikan dibanding tahun 2021. Bulan Januari-April tahun 2021 luas panen padi tercatat 9.600 hektare, pada tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 11.400 hektare.
Hasil produksi padi pada tahun 2021 mencapai 26.979 ton padi, sedangkan pada tahun ini dari meningkat menjadi 32.142 ton padi pada periode Januari-April tahun 2022.
Untuk produksi beras Januari-April tahun ini dengan melakukan penghitungan ulang menggunakan konversi susut atau tercecer gabah juga mengalami kenaikan. Pada tahun 2021 produksi beras hanya mencapai 16.026 ton, sedangkan di tahun 2022 meningkat menjadi 19.092 ton beras.
Dwi Afrizal menjelaskan, angka potensi ini berdasarkan perhitungan dari luas panen, sedangkan untuk angka sementara adalah cara untuk mengetahui produksi padi dan produksi beras. Menurutnya, angka tersebut biasanya masih dalam angka prediksi, karena pada bulan-bulan tertentu ada serangan hama maupun cuaca yang bisa menyebabkan tanaman padi menjadi rusak.
Dirinya menjelaskan, selain itu dengan menggunakan angka potensi ini juga bertujuan untuk memprediksi produksi padi. Pada daerah food estate Kabupaten Pulang Pisau mengalami kenaikan, apabila luas panen meningkat tentunya hasil produksi padi ikut meningkat. Begitu juga dengan produksi beras, dikarenakan masih searah. Melalui angka potensi dan angka sementara ini bisa diketahui tingkat produktivitas food estate di Kabupaten Pulang Pisau yang terhitung sejak awal bulan Januari-April tahun 2022 ini.
Dwi Afrizal mengatakan, dalam produksi padi atau produksi beras ini ada yang namanya konversi susut atau tercecer pada gabah. Dalam proses pengolahan tersebut, ada yang bisa mempengaruhi berkurangnya dari hasil produksi hasil beras. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)