
Pada bulan Januari 2010 tepatnya Negara ini mempercayakan tugas yang mulia untuk saya embankan, tepat disalah satu kecamatan di daerah Rungan, kabupaten Gunung Mas. Saya secara pribadi sangat bangga di tempat di daerah ini, walaupun saya kembali beradaptasi dengan lingkungan masyarakat terlebih lingkungan kerja yaitu sekolah karena ini merupakan pengalaman pertama bagi saya sebagai CPNS. Dulu saya hanya mengabdi sebagai guru honorer di tempat asal saya yang di dua sekolah yang berbeda. Dan selama ini saya berproses bersama keluarga besar SMA Negeri 1 Rungan.
Rasa kehangatan yang saya rasa begitu mendalam baik antara rekan-rekan kerja terlebih dengan siswa-siswa yang menuntut pendidikan di sekolah ini. Karena salah satu ciri khas dari lingkungan kerja di tempat ini adalah rasa kekeluargaan yang sangat tinggi. Jika ada salah satu dari antara satu rekan kerja di antara kami mengalami kesulitan maka, rekan-rekan siap membantu dengan ringan hati dan tulus, walapun kami terdiri dari berbagai suku dan agama. Tidak ada yang merasa diri paling hebat atau melebihi yang lain. Toleransi yang kuat antar sesama, rasa kebersamaan melunturkan perbedaan diantara kami semua. Ini saya rasakan dalam proses di sekolah sekarang ini.
Masalah yang kami ini alami saat ini adalah berubah cara belajar kami yang dampak dari pandemic Covid 19, hal ini yang sama dirasakan oleh semua orang diberbagai aspek di seluruh dunia tidak terkecuali dunia pendidikan, karena ini adalah suatu wabah yang sedang melanda dunia saat ini. Mungkin bagi sekolah yang ada di kota-kota besar hal ini tidak berdampak sangat besar, dikarenakan sekolah di kota-kota besar di tunjang oleh segala fasilitas dan sarana prasana yang memadai, juga keseiapan siswa-siswi yang sudah terbiasa dengan penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar.
Bagi kami yang berada disalah satu dipelosok negeri, hal ini merupakan tantangan yang sangat berat, melihat kurang kesiapan dari baik sarana, mapun SDM baik dari guru dan siswa-siswi. Kurangnya penguasaan teknologi, perekonomian, kesadaran akan pentingnya pendidikan merupakan faktor dasar terhambatnya kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring. Dan siswa-siswi juga beasal dari kampung-kampung yang beradaan di sekitar kecamatan Rungan yang ada sebagian kampong yang tidak ada listrik dan tidak ada akses internet. Disekolah kami saja listriknya baru menyala pada sore hari dan mati pagi hari. Jadi kami belum bisa menggunakan belajar online seperti yang dilakukan oleh sekolah-sekolah lain.
Sementara ini kami belajar menggunakan sistem luring, memang ada sebagaian guru yang menggunakan whatsapp untuk mengirim tugas, tetapi itu bisa baru bisa terkirim pada malam hari mapun pagi-pagi sekali di luar jam pembelajaran hal terkendala jaringan internet, bisa juga terkadang sampai satu dua hari tidak ada jaringan internet, hal ini yang menjadi kendala bagi kami tetapi hal demikian tidak membuat kami menyerah dan tidak melakukan apa-apa. Bagi siswa kami yang berada di kecamatan mereka bisa menggunakan whatsapp untuk menerima materi dan medapat tugas dari guru bersangkutan, setelah tugas selesai dikerjakan maka tugas dikembalikan kesekolah. Dan bagi siswa yang tidak punya HP merka akan ke sekolah menggunakan baju bebas, dan tidak jarang juga orang tua yang menggambil tugas dan mengantar tugas kalau siswanya beradaan kampungnya jauh. Tetapi tetap mengikuti protokol kesehatan.
Kami berharap semoga pandemi ini cepat berlalu, sehingga kami dapat melakukan proses pembelajaran seperti biasa. Sebab tidak hanya kami sebagai guru yang mengalami kesulitan, tetapi ada banyak siswa kami yang sudah menyampaikan keluhan-keluhan bahwa sekolah tampa tatap muka itu sangat sulit, terutama jika mereka harus menyelesaikan tugas-tugas tanpa dampingan seorang guru. Sekian dan terima kasih.
Penulis Artikel: TATARIA, S. Th, NIP. 19810616 101001 2 023