Guru merupakan sebuah profesi yang saat ini begitu diidolakan oleh banyak orang terkait dengan penghasilan dan kerja yang terlihat santai dan tidak memiliki banyak tugas jika hanya dilihat dari kulit profesi guru saja.
Kemajuan kurikulum yang terus bergulir di Indonesia membuat setiap guru wajib aktif dan terus belajar. Kompetensi guru harus terus diupdate dan diupgrade untuk menghadapi perkembangan zaman yang memang maju kedepan bukan ke belakang.
Guru di SD Negeri 1 Trinsing terus belajar untuk meningkatkan kompeensi untuk membuat peserta didik menjadi merdeka. Nilai dan peran guru dituntut ada dalam setiap pelaksanaan proses pembelajaran.
Nilai dari Guru adalah: Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta berpihak pada peserta didik. Sementara peran seorang guru adalah pemimpin dalam pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, coach bagi rekan lainnya, mendorong kolaborasi antar guru, mewujudkan kepemimpinan peserta didik.
Nilai dan peran guru yang penuliskan di atas diadopsi dari nilai dan peran guru penggerak. Penulis meyakini bahwa setiap guru seyogyanya adalah apa yang disebutkan di atas.
Mandiri, dengan terus belajar dan menggali potensi diri sendiri, menyadari bahwa belajar adalah kegiatan sepanjang hayat hingga ajal menjemput. Setiap guru harus menjadi teladan dalam pembelajaran.
Reflektif, selalu melihat dari sisi positif setiap saran dan kritik untuk memperbaiki kualitas kerja. Guru Tidak boleh merasa puas terhadap pembelajaran yang dilakukan. Guru berani jujur mengakui kekurangan dirinya dalam pembelajaran.
Kolaboratif, guru menyadari bahwa bekerjasama dengan terus bertanya bersama rekan sejawat, guru, komunitas, menjadikan setiap guru menyadari bagaimana menjalin komunikasi dalam kelompok.Inovatif, menemukan ide-ide baru seperti menciptakan dan membaharui sebuah media ajar, modul ajar, metode dan teknik belajar dalam proses pembelajaran.
Berpihak pada murid, ini adalah peran seorang guru yang dirindukan. Peserta didik memiliki kodrat alamnya masing-masing, setiap guru harus menyadari hal ini dan menyadari bahwa dalam sebuah kelas ada yang disebut dengan kecerdasan majemuk, pembelajaran berdifferensiasi yang memang ditujukan untuk menciptakan sesuatu yang mampu merespon kodrat zaman yang dibawah setiap peserta didik dari lahir.
Dalam hal ini seorang guru dengan kompetensinya menuntun setiap peserta didik dalam menerima kodrat zamannya dengan terus memberikan scaffolding/ pendampingan yang dilakukan secara berkala hingga meminimalkan scaffolding tersebut secara berlahan.
Setiap peserta didik harus “selamat dan bahagia”. Penulis bersama rekan-rekan guru di SD Negeri 1 Trinsing, menyadari hal ini, bahwa setiap anak didik adalah subjek dan objek dalam pembelajaran. Pintar seharusnya bukan hanya pada satu titik pengetahuan saja namun juga psikomotorik, afektif dan sosialnya.
Piala terbaik dari seorang murid adalah perubahan karakternya, bukan hanya banyaknya ilmu yang diterimanya.
Penulis: ARIAIYITTI S.Pdk, NIP.197412312014062004, KEPSEK BEDIANSYAH S.Pd, NIP. 196811151993031006, SD NEGERI 1 TRINSING, JALAN PIR BUTONG DESA TRINSING, KECAMATAN TEWEH SELATAN, KABUPATEN BARITO UTARA, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.