(FOTO KIRIMAN PENULIS)

          Penulis adalah seorang pendidik di SMP Negeri 2 Ambalau yang mengabdi sejak Tahun 2008. SMP Negeri 2 Ambalau  terletak di daerah terpencil. Dikatakan terpencil karena sekolah ini terletak diperbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Secara geografis, SMPN 2 Ambalau terletak di Dusun Sambon Mangan Desa Buntut Sabon, Kecamatan Ambalau Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat.

SMP Negeri 2 Ambalau adalah satu-satunya  sekolah menengah pertama yang terletak dipenghujung Sungai Ambalau. Jarak tempuh dari Kabupaten Sintang sekitar dua hari perjalanan dengan menggunakan transportasi darat, kemudian menggunakan  transportasi  air.

Dari Sintang ke Kabupaten Melawi menggunakan transportasi darat kemudian dilanjutkan dari Kabupaten Melawi menuju ke Kecamatan Ambalau dengan menggunakan transportasi air yaitu Speedboat. Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan dari kecamatan menuju Desa Buntut Sabon menggunakan transportasi air. Dalam perjalanan hal yang sering menjadi kendala adalah tersangkutnya perahu  di bebatuan di dalam sungai di tengah perjalanan pada musim kemarau.

Hal ini terjadi karena air sungai yang surut dan timbul batu-batu yang besar. Ada tujuh titik yang sangat sulit untuk dilewati yaitu riam Kesae, riam Kenyalau, riam Jengkahang, riam Beranik, riam Ruan, riam Tomoluse, riam Berekan, sedangkan pada musim penghujan perjalanan menuju Desa Buntut Sabon lumayan sulit, disebabkan arus air yang sangat deras di sungai sehingga perahu susah di kendalikan. Untuk melewati ketujuh riam itu harus membutuhkan usaha, keberanian, dan ketenangan.

Sebagai tenaga pendidik yang bukan merupakan penduduk asli setempat hal ini merupakan pergumulan yang berat, sehingga perjalanan dari kecamatan menuju SMP Negeri 2 Ambalau di Desa Buntut Sabon bisa  mencapai delapan jam,  bahkan bisa lebih karena disetiap riam itu barang harus diturunkan dari sampan dan sampan ditarik diatas batu (bongkar muatan).

Hal ini yang terkadang membuat pemikiran sukar bagi tenaga-tenaga pendidik diperkotaan untuk mau di tempatkan di daerah pedalaman yang dilihat dari medan dan transpotasinya sangatlah berat, dipicu lagi dengan akses komunikasi yang juga masih sangat terbatas.

Meskipun akses perjalanan sampai ditempat tugas sangatlah sulit ditempuh, namun tidak pernah menyurutkan semangat kami untuk mendidik para peserta didik yang ada di SMP Negeri 2 Ambalau. Dengan berbekalkan pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki sebagai tenaga pendidikan, bersama rekan sejawat yang terdiri dari 11 orang tenaga pendidik kami bergandengan tangan dan saling mendukung untuk kemajuan pesarta didik.

Besar harapan kami, peserta didik di SMP Negeri 2 Ambalau dapat menerima pendidikan secara maksimal dan baik. Jika di pandang dari sudut ekonomi, masih banyak siswa siswi yang mampu menempuh pendidikan di kota. Untuk itu, kami sebagai tenaga pendidik punya tekad kuat untuk mensukseskan anak-anak didik guna mendapatkan pendidikan yang baik dengan pasilitas yang sudah tersedia. Kami bersyukur dan berterima kasih kepada aparat Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah yang selalu memberikan kepada kami perhatian serta motivasi untuk mengembangkan potensi diri dalam bidang pendidikan.

Untuk memenuhi kekurangan guru, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya keras dengan memberikan layanan program Guru Garis Depan (GGD) sejak tahun 2017 yaitu ibu Siti Mariyam (31) asal Bojonegoro Provinsi Jawa Timur dan ibu Nova Vestaria (32) Padang Provinsi Sumatra Barat. Kehadiran kedua guru GGD ini, membuat kami sungguh sangat-sangat tertolong dikarenakan banyaknya kemampuan yang mereka miliki, baik secara skill dan keterampilan serta kelebihan di bidang Informasi Teknologi (IT).

Melalui program ini diharapkan dapat menjadi suatu solusi dalam mengatasi kekurangan guru dan tingkat pendidikan di daerah 3T semakin meningkat. Seiring dengan pengembangan Pembelajaran di sekolah, penulis juga bergerak di bidang kerohanian yaitu dipercayakan membantu pelayanan disuatu Organisasi yaitu GKII KANAAN sampai sekarang ini.

Syukur kami panjatkan kepada Tuhan, karena dengan peran di sekolah dan di Gereja, membuat kerohanian peserta didik semakin baik. Selain dari pada itu pendidik juga aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan kemasyarakatan.

Peserta didik SMP Negeri 2 Ambalau berasal dari 8 desa tetangga. Bersekolah di tempat kami bertugas, sebagian anak  menumpang tempat tinggal di keluarganya dan sebagian lagi tinggal di asrama sekolah di lingkungan SMP Negeri 2 Ambalau.

Dalam proses pembelajaran sebagai tenaga pendidik, kami lebih mengarah pada metode belajar yang berbasis kearifan lokal. Namun, dalam model dan metode pembelajaran tertentu kami menggunakan sedikit media yang tersedia, sehingga pembelajaran sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kami selaku tenaga pendidik, tetap memberikan motivasi belajar kepada peserta didik untuk tetap semangat dan giat dalam belajar, serta mampu dalam pengembangan diri. Terbukti, semangat belajar siswa yang tinggi membuat kami semakin harus lebih dan lebih banyak lagi belajar dan mengembangkan diri agar hasil belajar peserta didik jauh lebih baik .

Penulis: HENRI JINAL, S.Th  NUPTK: 8434 7526 5420 0022 SMPN-2 AMBALAU, KECAMATAN AMBALAU, KABUPATEN SINTANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT