(FOTO KIRIMAN PENULIS)

Tepat pada bulan maret 2020, Kepala SMA Negeri 1 Rungan Drs Aldeno mengumumkan sekolah libur karena pandemi COVID-19. Selang beberapa bulan kemudian, COVID-19 semakin merajalela di muka bumi ini dan sampai sekarangpun tetap sama. Sekolah masih dinyatakan libur. Setahun lebih COVID-19 masih mewabah di dunia.

Sistem Pendidikan mulai berubah, dengan diberlakukannya sistem BDR atau Belajar dari Rumah. Perubahan itu sangat dirasakan baik dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, kecamatan sampai pelosok desa. Terkhususnya sekolah di SMA Negeri 1 Rungan. Hal ini menjadi tantangan bagi guru maupun siswa di rumah karena mau tidak mau semuanya harus menyesuaikan aturan pemerintah demi keselamatan bersama.

Semenjak belajar dari rumah, guru banyak mendapat permasalahan terkait pembelajaran guru dengan siswa di rumah. Salah satunya guru tidak bisa berkomunikasi dengan siswa karena ada sebagian siswa yang tidak memiliki handphone (HP) berbasis android, dan yang paling menjadi permasalahan juga adalah tidak semua guru bisa mengoperasikan teknologi saat ini.

Bagi siswa, permasahan yang pertama adalah mereka sering mengeluh karena jaringan internet yang lambat, bahkan tidak ada sama sekali. Terutama kampung-kampung yang di luar Kecamatan Rungan seperti Tumbang Malahui, Tumbang Baringei dan masih banyak lagi kampung lainnya.

Permasalahan kedua, sebagian siswa mengeluh akan harga paket mahal, tidak dipungkiri peserta didik tidak semuanya dalam kehidupan yang berkecukupan.

Permasalahan yang ketiga adalah kepemilikan handphone. Para peserta didik mengeluh karena ada sebagian yang tidak mampu beli. Kemudian, permasalahan yang terakhir adalah sering merasa terganggu dengan keadaan belajar di rumah, misalnya tidak ada fasilitas ruang belajar. Secara otomatis tidak ada rasa kenyamanan dalam belajar karena keributan di rumah yang bisa jadi satu dengan ruang keluarga.

Dengan melihat dari permasalahan ini, terutama guru di SMA Negeri 1 Rungan berupaya dengan semaksimal mungkin supaya BDR berjalan dengan baik. Seperti, siswa dianjurkan mengambil bahan ajar ke sekolah dengan guru mata pelajaran (bagi yang tidak memiliki handphone) atau ke perpustakaan untuk menambah bahan referensi tentunya dengan prokes yang ketat.

Kemudian, bagi siswa yang memilki handphone belajar melalui grup WhatsApp, classroom, dan ada sebagian guru yang menggunakan youtube sebagai media pembelajaran. Terkait dengan permasalahan sebagian guru yang tidak bisa mengoperasikan teknologi, maka mau tidak mau guru harus belajar dan belajar untuk mengaplikasikannya karena kita tidak bisa lari dari kenyataan ini, guru sekarang harus melek teknologi.

Bagi siswa, usahakan belajar dari rumah terutama masalah ruang belajar diatur sedemikian rupa supaya nyaman dan menyenangkan. Memiliki penerangan yang cukup, kapan perlu ruang belajar jauh dari ruang keluarga. Salah satu alternatifnya adalah belajar di ruang kamar tidur sendiri atau pribadi akan lebih menyenangkan.

Kalua berbicara tentang tidak terbiasa belajar di rumah, guru juga merasakan hal yang sama. Intinya guru dan siswa harus ikhlas, sabar dan berlapang dada menjalankan BDR. Kita hanya bisa berdoa semoga pandemi ini cepat berlalu dan bisa melaksanakan pembelajaran di kelas seperti dulu lagi dan yang kuasa selalu memberikan kesehatan dan berkat bagi kita terutama para guru-guru dan siswa, terkhususnya di se-Kecamatan Rungan ini. Amin.

Penulis ERNALIA, S.Pd NIP.19900120 201503 2 002 unit kerja SMAN 1 RUNGAN Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah