Banjir di Kecamatan Sebangau Kuala sudah mulai merendam bangunan fasilitas pelayanan publik. (FOTO PEMDES SEBANGAU PERMAI)

TRANS HAPAKAT – Kepala Desa Sebangau Permai, Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Tirto Pramono (9/3/2024) mengungkapkan bahwa bencana banjir yang mengenangi  enam desa di Kecamatan Sebangau Kuala semakin parah. Banjir juga mengakibatkan perekonomian ribuan warga mulai teganggu dan ratusan warga mulai mengungsi di tempat yang aman karena rumah tinggal mereka terendam banjir.

Dikatakan Tirto, untuk Desa Sebangau Permai debit air sejak tanggal 26 Februari hingga 8 Maret 2024 terus mengalami kenaikan yakni antara 40 hingga 90 centimeter yang  berakibat akses jalan darat terputus. Sebanyak 344 rumah terdampak, 164 rumah terendam sebanyak 1.154 jiwa terdampak dan sebanyak 29 jiwa mengungsi.

Banjir juga meremdam sebanyak 21 unit fasilitas umum seperti tempat ibadah, fasilitas kesehatan, sekolahan, kantor desa dan kecamatan dan fasilitas umum lainya. Banjir merendam 686 hektare lahan pertanian dan perkebunan milik warga.

Dirinya  menyebutkan dengan ditetapkan tanggap darurat selama 14 hari, terhitung sejak tanggal 27 Februari hingga 11 Maret 2024 artinya pemerintah daerah melalui OPD maupun badan terkait mempercepat penanganan bencana banjir dan pemulihan kondisi. Namun kenyataan di lapangan masih ada warga desa yang belum menerima bantuan logistik, obat-obatan, dan bantuan lainya.

Menurutnya pihak-pihak terkait lainnya diharapkan untuk segera turun tangan membantu pemerintah kepada wilayah yang terdampak, intervensi di lapangan, termasuk penyaluran logistik di lokasi bencana dalam rangka mengatasi kesulitan bagi ribuan warga.

Kepala Desa Sebangau Jaya, Kecamatan Sebangau Kuala Eko Rimbat mengatakan banjir disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya sungai di wilayah Kecamatan Sebangau Kuala yang pada akirnya mengenangi pemukiman penduduk di wilayah beberapa desa seperti Desa Sebangau Jaya, Paduran Mulya, Paduran Sebangau, Sebangau Permai, Mekar Jaya, dan  Desa Sebangau Mulya.

Eko Rimbat mengatakan banjir menyebabkan akses jalan terputus. Aktifitas  sehari-hari yang mayoritas warga  berkebun terhenti karena lahan perkebunan sebagai penghidupan terendam banjir.

Terkait penanganan darurat banjir ini,  dirinya menyebutkan dilakukan melalui beberapa langkah. Meliputi kaji cepat kejadian bencana, pemantauan keadaan status darurat, evakuasi dan penyelamatan, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan kelompok rentan dan langkah lain dalam penangulangan bencana.

Menurutnya, bencana banjir yang terjadi di beberapa desa di Kecamatan Sebangau Kuala telah membuat sendi-sendi perekonomian terganggu. Diprediksi bencana banjir akan terjadi cukup lama, karena sejak tanggal 26 Februari 2024 mulai terjadinya banjir hingga sekarang debit air terus naik, sehingga diperlukan upaya peningkatan penanganan darurat banjir khususnya masalah pangan, kesehatan dan pemulihan pasca banjir. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)