
TRANS HAPAKAT – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau Slamet Untung Riyanto melalui Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Ibrahim (21/3/2022) mengungkapkan bahwa tahun ini pemerintah pusat melalui Kementerian rencananya memberikan bantuan bibit babi untuk membantu para peternak yang terdampak wabah virus African Swine Fever (ASF).
Adanya program bantuan bibit ternak babi dari Kementerian ini, terang Ibrahim, diharapkan bisa mengembalikan angka populasi babi yang sempat menurun di kabupaten setempat. sehingga kelompok ternak babi bisa kembali mengembangkan.
Menurut Ibrahim, jika tidak ada wabah virus ASF penghasilan yang diperoleh kelompok ternak cukup lumayan, karena ternak babi ini perkembangannya sangat cepat. Sekali melahirkan, paling sedikit menghasilkan 6 ekor, bahkan sampai 12 ekor anak babi yang dilahirkan.
Terkait dengan program ini, kata Ibrahim, jumlah yang bisa didapatkan setiap kelompok tergantung dari hasil proposal yang masuk. Namun, sebelum mendapatkan bantuan itu pihaknya melakukan seleksi dan verifikasi kepada Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) terlebih dahulu.
Ibrahim menjelaskan, tujuan dari seleksi ini adalah untuk mengetahui benar atau tidaknya keberadaan kelompok yang telah mengajukan proposal tersebut, sehingga bantuan ini bisa terarah dan tepat sasaran.
Ibrahim menjelaskan, pada tahun 2021 lalu peternak mengalami kerugian karena banyak babi yang mati akibat serangan virus ASF ini. Ada dua kecamatan di kabupaten setempat yang menjadi sentra peternakan babi yakni, Kecamatan Kahayan Tengah dan Banama Tingang.
Virus ASF yang menyerang pada ternak babi ini, terang Ibrahim, sangat menular dan tidak bisa terdeteksi. Penyebaran virus hanya terjadi lewat udara. Wabah ini sebelumnya berawal dari negara tetangga Malaysia, kemudian menyebar hampir di seluruh Kalimantan.
Banyaknya ternak babi yang mengalami kematian akibat virus ASF ini, kata dia, membuat pemerintah setempat terus berupaya melakukan penanganan. Seperti, memberikan serum pada ternak babi yang masih tersisa. Selain itu, penyuntikan kepada hewan ternak masih terus dilakukan. Penyuntikan dengan jumlah 1.500 dosis yang tersedia, diterapkan pada daerah-daerah yang belum terkena wabah sebagai bentuk antisipasi agar virus ASF tidak terus menyebar.
Ibrahim mengungkapkan sampai sekarang ini antisipasi penyebaran virus masih dilakukan, dengan cara mengambil sampel air untuk diteliti serta melakukan penyemprotan di kandang-kandang peternakan guna memastikan wabah tersebut sudah tidak ada. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)