Kepala Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Pulang Pisau, Elieser Jaya. (FOTO TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Elieser Jaya (26/7/2023) mengatakan bahwa motif khas batik kabupaten setempat memiliki peluang besar untuk bersaing di  pasar yang lebih luas asal para pembatik mampu menjaga konsistensi dalam melakukan produksi yang dihasilkan.

Dirinya menjelaskan, pemerintah setempat tentunya terus mendorong untuk menjadikan batik yang dimiliki Kabupaten Pulang Pisau bisa dikenal oleh masyarakat luas. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan kemampuan para pembatik melalui sebuah pelatihan.

Peningkatan keterampilan melalui pelatihan tersebut, kata dia, juga sekaligus sebagai upaya untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui bidang kreatif pembuatan batik. Selain dari itu bisa menciptakan generasi muda dalam berwirausaha batik.

Menurutnya, meskipun penuh tantangan dalam mendobrak penjualan batik lebih luas, namun setidaknya dari hasil produksi batik bisa dimanfaatkan oleh masyarakat lokal, terlebih batik yang dimiliki Kabupaten Pulang Pisau memiliki kekhasan sendiri.

Selain dari itu, dikatakan Elieser Jaya, bagi para pembatik nantinya bisa menciptakan motif yang lebih bervariatif dengan cara cetak. Cara alternatif inilah untuk mengenalkan ke pangsa pasar yang lebih luas, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa sampai ke ranah internasional.

Dirinya tidak menampik, meskipun batik lebih kental dan identik sebagai warisan dari budaya Jawa, namun Kalimantan juga memiliki motif batik tersendiri tidak terkecuali Kabupaten Pulang Pisau.

Elieser Jaya berharap, para penekun batik nantinya bisa terus lebih kreatif dan memproduksi batik lebih banyak. Selain itu masyarakat juga tidak perlu malu untuk menggunakan batik, apalagi batik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan.

Sebagaimana diketahui, bahwa batik Indonesia telah diakui sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 yang kemudian diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Batik Indonesia dikenal memiliki kaitan erat dengan gambaran adat istiadat serta budaya di berbagai wilayah di Bumi Nusantara. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)