Buaya yang berhasil ditangkap oleh warga Desa Blanti Siam Kecamatan Pandih Batu. (FOTO KIRIMAN/ TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Warga Desa Belanti Siam Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau dikejutkan dengan ditemukanya seekor buaya di saluran sekunder persawahan lokasi food estate. Kehadiran hewan predator sempat membuat geger warga ini diduga masuk dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan saat mengalami air pasang yang tinggi.

Budiono (48) salah satu warga RT.024 menerangkan bahwa pada hari Senin (6/6/202) sekitar Pukul 19.15, awalnya ada seorang petani yang ingin kesawah untuk berburu tikus dikejutkan dengan keberadaan seekor buaya di saluran sekunder persawahan lokasi food estate Desa Belanti Siam Kecamatan Pandih Batu.

Dikatakan Budiono, setelah melihat keberadaan seekor buaya tersebut dan bisa membahayakan warga masyarakat yang keseharian bertanam padi di sawah, warga tersebut pulang untuk memberitahukan kepada warga lain bahwa di saluran sekunder persawahan ada  seekor buaya.

Mendengar kabar dari seorang petani itu, terang Budiono, warga setempat langsung mendatangi tempat keberadaan buaya dengan membawa perlatan seadanya seperti jala atau jaring, tali, dan tombak guna menangkap buaya. dengan upaya dan peralatan seadanya. Sekitar dua jam, akhirnya buaya tersebut bisa ditangkap dan di evakuasi ke darat oleh warga setempat.

Bidiono yang juga selaku anggota Badan Permusyawatan Desa (BPD)  setempat  menghimbau kepada masyarakat desa setempat agar lebih berhati-hati saat melakukan kegiatan di saluran primer dan skunder persawahan, terlebih pada saat malam hari. Hewan predator ini dimungkinkan masih ada dan masuk pada air pasang bisa mengancam keselamatan manusia disekitarnya.

Mengingat saat ini air pasang DAS Kahayan cukup tinggi, kata dia, tentunya luapan air pasang bisa membawa masuk buaya ke saluran sekunder. Saat air pasang  membuat hewan predator ini lebih leluasa berkeliaran mengikuti tingginya air yang masuk persawahan sehingga masyarakat juga diminta lebih waspada dan berhati-hati. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)