Tanaman pinang Betara. (FOTO/ NET)

TRANS HAPAKAT – Ditengah kondisi ekonomi yang tidak menentu akibat pandemi COVID-19, budidaya tanaman pinang Betara mulai dilirik karena pemeliharaan yang tidak terlalu sulit dan menjadi salah satu komoditi ekspor diyakini memiliki nilai tambah ekonomi. Tidak heran, tanaman ini juga mulai merambah dan diminati oleh sebagian masyarakat di Kabupaten Pulang Pisau.

I Gusti Putu Donna salah satu warga masyarakat Kecamatan Kahayan Hilir yang mulai menggeluti budidaya tanaman pinang Betara ini kepada www.transhapakat.web.id mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis pinang unggul yang banyak dibudidayakan salah satunya adalah pinang Betara. Pinang Betara diyakininya mempunyai nilai komsumtif tinggi dan dapat dilakukan oleh siapa saja dengan perawatan yang tidak terlalu sulit.

Selain mudah dibudidayakan, tanaman ini tidak membutuhkan modal yang besar. Hanya dengan modal kecil, kita sudah dapat menanam pinang Betara dan menjadi peluang usaha yang  cukup menjanjikan, apalagi tanaman ini memiliki potensi keberhasilan sangat tinggi.

Menurutnya, budidaya tanaman pinang Betara juga tidak memerlukan area yang luas, karena dapat ditanam pada lahan yang kecil atau di pekarangan rumah, dan sangat mendukung pemulihan ekonomi masyarakat di saat pandemi COVID-19 yang tidak kunjung selesai.

I Gusti Putu Donna. (FOTO TRANS HAPAKAT)

Donna pangilan akrabnya mengakui dirinya sudah menanam pinang Betara ini dengan asumsi investasi yang tidak terlalu lama, dan peluang mendapatkan nilai ekonomi yang diperoleh kemudian hari sangat menjanjikan.

Analisa yang disampaikan Donna terkait usaha budidaya pinang Betara ini yakni dalam satu hektare lahan  bisa ditanami lebih dari 1.000 batang pohon dengan jarak tanam 4×3 meter. Salama tiga sampai empat tahun sudah masuk masa panen. Jika dalam setiap pohon menghasilkan 10 kg buah basah, maka dalam sekali tanam tiap bulan bisa menghasilkan sebanyak 10 ton.

Hasil perhitungan dari hasil buah basah itu, terang Donna, jika harga jual buah basah/kg sebesar Rp2500, maka pendapatan petani pinang dalam sekali panen dapat menghasikan nilai Rp25 Juta dalam setiap bulan. Apalagi, jika buah pinang Betara dalam kondisi bersih dan kering dengan biji yang sudah dibelah, harga jual jauh lebih besar.

Donna yang sehari-hari bekerja sebagai Kasi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) ini mengungkapkan terkait dengan penjualan hasil pinang Betara ini juga tidak terlalu sulit. Dirinya saat ini juga menjalin kemitraan dengan PT Kresna Logistik Palangka Raya disertai akta notaris. Dalam kemitraan tersebut perusahaan memberi kemudahan dalam pengadaan bibit unggul, sistem pembayaran serta memberikan jaminan pembelian buah hasil panen selama 20 tahun dengan harga sesuai di pasaran.

Sejauhmana manfaat dan nilai dari tanaman pinang Betara ini hingga memiliki nilai ekonomis dan ekspor, Donna menjelaskan bahwa tanaman pinang ini menjadi bahan campuran produk kosmetik, perekat parfum, hingga campuran cat serta manfaat lainnya. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)