TRANS HAPAKAT – Upaya pencegahan demam berdarah memasuki musim penghujan dilakukan Dinas Kesehatan (Dinas Kesehatan). Salah satunya menggerakan dengan siswa pemantau jentik (SISMANTIK).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau dr Mulyanto Budihardjo melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Pande Putu Gina (30/10/2019) mengatakan untuk daerah yang tercatat tinggi terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pihaknya mendorong menggerakan SISMANTIK untuk mencegah penularan penyakit demam berdarah

Pande berharap siswa yang sebelumnya sudah diberikan pengetahuan dalam SISMANTIK bisa menerapkan kegiatan ini di rumah dan lingkungannya. Dikatakannya sebanyak 80 persen pasien yang terkena penyakit demam berdarah adalah anak usia sekolah.

Dinas Kesehatan, terang Pande, melihat dari pola penularan penyakit demam berdarah selama 5 tahun terakhir, puncak peningkatan penyakit ini diprediksi terjadi di Bulan November, Desember, Januari, dan Maret. Dinas Kesehatan dari bulan September dan Oktober lalu sudah mengingatkan setiap Puskesmas yang ada di Kabupaten Pulang Pisau untuk selalu waspada penyakit semam berdarah ini saat memasuki musim penghujan.

Dinas Kesehatan Pulang Pisau juga meminta untuk Puskesmas yang ada di kecamatan-kecamatan  melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan untuk masyarakat. Menurutnya untuk mengajak merubah mendadak kesadaran masyarakat mencegah penyakit demam berdarah ini, bukan hanya Dinas Kesehatan semata, tetapi kerjasama di semua tingkatan.

Pande juga mengatakan pada Tahun 2018 kemarin sangat tinggi masyarakat yang terkena penyakit demam berdarah di Kabupaten Pulang Pisau. Yakni di Kecamatan Kahayan Hilir, Desa Pangkoh Kecamatan Pandih Batu, Kecamatan Maliku, dan Kecamatan Jabiren Raya.

Pada tahun 2018, kata Pande, Dinas Kesehatan mencatat ada sebanyak 113 kasus penyakit demam berdarah. Sebanyak 60 persennya adalah Kota Pulang Pisau dan untuk sisanya berada di kecamatan-kecamatan.

Pande mengingatkan kepada masyarakat di Kabupaten Pulang Pisau, bahwa fogging atau pengasapaan hanya dilakukan ketika sudah terjadi kasus demam berdarah. Fogging atau pengasapan tidak bisa di lakukan terus menerus terkait dengan pertimbangan segi efesiensi, tenaga dan biaya.

Selain itu, Fogging atau pengasapan terus menerus bisa membuat nyamuk demam berdarah menjadi kebal. Sudah ada bukti dan pernah terjadi di kota-kota besar. Contohnya, di Denpasar Bali yang nyamuk sudah kebal terhadap Fogging atau pengasapan, bahkan mencari upaya lain selain dilakukan pengasapan

Upaya pencegahan yang paling baik adalah Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing dan masyarakat harus melakukan 3M yakni Menutup, Menguras, dan Mengubur benda-benda yang bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk. (PUTRA/DENK)