Bagian pengerjaan pembangunan demaga Palambahen Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau. (FOTO TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Ambruknya bagian dermaga feri penyeberangan Desa Palambahen-Desa Pangkoh Hulu Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau yang merupakan pendukung program Food Estate sebelum waktu pengerjaan berakhir, diduga kuat akibat kualitas dan mutu pekerjaan yang rendah. Beruntung, tidak ada korban saat terjadi musibah ambruknya dermaga yang terletak di tepian Sungai Kahayan ini, Minggu (23/1/2022) sekitar Pukul 16.00.

Penelusuran www.transhapakat.web.id (25/1/2022) ambruknya bangunan bagian dermaga diduga kuat akibat kualitas dan mutu bangunan terlalu rendah sehingga konstruksi dermaga anjlok dan mengalami patah tenggelam ke dasar sungai. Padahal, proses penyelesaian pembangunan dermaga tersebut dalam perjanjian kontrak kerja harus berakhir pada tanggal (28/1/2022), namun masih banyak bagian finishing yang masih belum diselesaikan.

Pembangunan dermaga menelan biaya sebesar Rp10,6 Miliar ini juga mendapatkan adendum tambahan anggaran sebesar Rp1 Miliar sehingga total pagu anggaran pembangunan dermaga menjadi Rp11.6 Miliar. Terkait dengan pagu anggaran pihak pemenang lelang terkesan tidak transparan kepada informasi publik, karena papan proyek tetap mencantumkan pagu sebesar Rp10,6 Miliar.

Pengerjaan penimbunan titian diduga menggunakan tanah lokal atau tanah liat yang diambil dari lokasi sekitar pembangunan dermaga. Tanah timbunan titian tidak didatangkan dari luar, selayaknya pembangunan pada umumnya. Ironisnya, pengerjaan cor lantai titian turun naik kendaraan pada bagian menjorok ke Sungai Kahayan hanya mengunakan besi wiremesh berukuran enam milimeter dan tidak menggunakan kerangka besi yang mampu menahan kendaraan yang memiliki beban berat.

Perencanaan dan pengawasan pengerjaan pembangunan dermaga juga terkesan asal-asalan atau asal untuk meraih keuntungan besar tanpa memikirkan resiko yang terjadi. Secara kasat mata, kecil kemungkinan ambruknya bagian bangunan dermaga akibat menahan beban derasnya arus Sungai Kahayan karena timbunan tanah yang juga berada di sebelah bangunan yang menjorok ke arah sungai tidak tergerus arus walau tanpa siring beton.

Awak www.transhapakat.web.id dan tiga awak media lain yang turun ke lokasi juga heran dengan adanya sling besi pengikat siring dermaga dengan batang pohon kelapa yang tertanam didalam lokasi. Menunjukan bahwa kontruksi sebelumnya sudah ada masalah, namun pengerjaan tetap dilanjutkan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVI Provinsi Kalimantan Tengah J Ambarita saat dikonfirmasi di lokasi pembangunan dermaga mengatakan dugaan ambruknya dermaga diakibatkan derasnya arus sungai sehingga abudment dermaga tidak mampu menahan beban timbunan titian dermaga.

Lanjut dikatakan Ambarita, pengerjaan pembangunan dermaga menurutnya sudah sesuai dengan perencanaan yang ada. Termasuk mengenai hal kerangka besi pengerjaan cor beton lantai titian dermaga, namun dirinya tidak menjelaskan dengan detail rinci terkait hal teknis. Termasuk, mengapa lantai tidak menggunakan kerangka besi tetapi hanya menggunakan besi wiremesh berukuran kecil. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)