Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, dr Pande Putu Gina. (FOTO TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau dr Bawa Budi Raharja melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Pande Putu Gina (14/7/2022) mengungkapkan upaya penangulangan dan pencegahan permasalahan penyakit HIV -AIDS perlu perhatian serius dengan melibatkan semua pihak dan lintas sektor di lingkungan pemerintah setempat.

Dikatakan Pande Putu Gina, jika melihat perkembangan kasus penderita HIV-AIDS sejak tahun 2013 mencapai 16 kasus, dengan angka kematian sebanyak tiga kasus. Kondisi seperti ini tentunya menjadi perhatian semua pihak dari pemerintah setempat.

Meski jumlah tersebut masih relatif kecil dibanding daerah lain, terang Pande Putu Gina, kondisi ini cukup mengkawatirkan semua pihak sehingga perlu komitmen bersama untuk mencegah dan menangulangi penyebaran penyakit HIV-AIDS. Kecenderungan penularan penyakit sangat berisiko tinggi terhadap istri dan anak bisa terhindar.

Lanjutnya, sebanyak 13 kasus HIV- AIDS yang terdata saat ini, Dinas Kesehatan terus melakukan pendampingan dan pengawasan  dengan cara melakukan pemerikasaan dan pemberian obat secara rutin kepada penderita dengan tujuan menekan atau meninabobokan virus yang menyerang sistim kekebalan tubuh. Puskesmas Kahayan Hilir juga direncanakan dijadikan pusat pelayanan dengan tujuan untuk memudahkan akses palayanan terhadap penderita HIV-AIDS  sehingga tidak harus ke Palangka Raya.

Pande Putu Gina mengatakan pemerintah melalui Dinas Kesehatan setempat selama ini telah mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya penularan penyakit tersebut. Jangan sampai kasus HIV-AIDS di Kabupaten Pulang Pisau seperti fenomena gunung es, artinya hanya sedikit tampak dari permukaan, sedangkan banyak yang belum terdata.

Pande Putu Gina menjelaskan penderita penyakit HIV-AIDS sebagian besar di derita pada usia produktif dan reproduktif. Apabila di lihat dari angka penyebab penularannya paling dominan adalah akibat hubungan seksual tidak aman atau berganti-ganti pasangan, termasuk juga melalui jarum suntik.

Menurutnya penularan penyakit HIV-AIDS dapat dicegah, apabila semua pihak memahami dan menyadari betapa bahayanya penyakit tersebut. Perlunya sinergitas seluruh komponen masyarakat, tokoh agama, pemuda hingga pemerintah desa, melakukan edukasi terkait bahaya penyakit HIV-AIDS di masyarakat.

HIV-AIDS, terang Pande Puti Gina, merupakan masalah sosial dan pembangunan, sehingga upaya penangulangan dan pencegahan HIV- AIDS harus terintegrasi antara pemerintah dan masyarakat yang berdasarkan prinsif kebersamaan. Penderita HIV-AIDS bukan orang yang harus di jauhi, dibenci dan singkirkan, tetapi mereka ini harus dekati, diberi pengobatan yang baik, sehingga mereka memiliki rasa percaya diri dan semangat yang kuat untuk kembali menjalani hidup. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)