Hutan di Desa Bahu Palawa Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau. (FOTO TRANS HAPAKAT).

TRANS HAPAKAT – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Hendri Arroyo (5/6/2024) mengungkapkan, bahwa di Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini menjadi salah satu momen pengingat dalam memaksimalkan menghadapi masalah persoalan lingkungan untuk mencegah siklus kerentanan bencana.

Hendri Arroyo menjelaskan, saat ini kita sedang menghadapi tantangan lingkungan hidup yakni krisis iklim. Mulai dari fenomena pemanasan global yang mengkuatirkan sehingga bisa mengancam bumi menjadi tidak begitu sehat lagi.

Pemerintah kabupaten setempat melalui DLH Kabupaten Pulang Pisau, terang Hendri Arroyo, tentunya sedang berupaya mengatasi permasalahan lingkungan. Seperti tidak terjadinya kerusakan hutan, menyusutnya populasi satwa liar dilindungi, pencemaran air, udara, dan hingga bahaya sampah plastik.

Dirinya mengatakan, upaya yang telah dilakukan diantaranya dengan telah dibukanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk menurunkan resiko banjir. Menjaga kembali kawasan mangrove di pesisir kabupaten setempat yang bekerjasama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) dan pihak kepentingan lainnya.

Menurut Hendri Arroyo, dalam mengatasi dan meminimalkan dampak dari perubahan iklim tentunya perlu upaya yang harus dilakukan. Salah satu metode pilihan adalah dengan penyerapan karbon yaitu melakukan penanaman dan menjaga mangrove, sehingga sangat diperlukan upaya yang terintegrasi dengan baik.

Hendri Arroyo mengajak, di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 ini untuk masyarakat Kabupaten Pulang Pisau untuk ikut berperan menjaga lingkungan. Seperti menanam pohon dan tanaman untuk penghijauan. Solusi ini adalah untuk membantu mengurangi efek pemanasan global serta mencegah erosi tanah dan menjaga keseimbangan air.

Selain itu juga masyarakat harus bisa membiasakan diri untuk mendaur ulang barang-barang bekas, pilah sampah sebelum dibuang dan kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Bahaya sampah plastik ini bisa mencemari dan merusak tanah dan air karena sulit terurai. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)