Kepala DP3AP2KB Kabupaten Pulang Pisau, dr Bawa Budi Raharja. (FOTO TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ( DP3AP2KB) Kabupaten Pulang Pisau dr Bawa Budi Raharja (23/2/2021) mengatakan tugas dan fungsi yang dilaksanakan pihaknya adalah komitmen dalam memberikan pelayanan pendampingan dan pembinaan secara optimal dan terpadu bagi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.

Dikatakan Bawa pemberian pelayanan pendampingan terhadap korban yang meliputi layanan informasi, kesehatan, psikologis, hukum, serta pendampingan dan advokasi. Beberapa pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat korban tindak kekerasan. Ia menyebutkan kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di kabupaten setempat masih relatif rendah, dan bisa dimungkinkan banyak korban yang tidak berani melapor dikarenakan pelakunya adalah orang-orang terdekat.

Bawa mengharapkan kesadaran dan keberanian perempuan yang menjadi korban kekerasan untuk melapor kepada DP3AP2KB  setempat, sehingga pihaknya berkewajiban melakukan pendampingan, dan memberikan solusi dalam menangani apa yang menjadi pokok dari permasalahan.

Lanjut dikatakan Bawa, beberpa kasus yang dilakukan pendampingan dan pembinaan adalah dua anak perempuan yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, yang sebelumnya melakukan aksi tik-tok sambil merokok yang tersebar di media sosial. Setelah dilakukan pendampingan, akhirnya kedua anak tersebut menjadi sadar dan baik, bahkan pihaknya menghadiahkan gitar sesuai apa yang menjadi hobi dari kedua anak tersebut.

Menangapi beberapa peristiwa yang terjadi terang terkait dengan kenakalan anak, Bawa menitip pesan kepada keluarga dan orang tua agar dapat megawasi anak-anaknya, Keluarga mempunyai peran penting dalam mengawasi dan mencegah hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan anak di bawah umur.

Menurutnya, terlebih saat ini ada pembatasan waktu belajar di sekolah selama pandemi COVID-19 yang menjadikan anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar handphone, dengan adanya pola belajar secara daring. Akibatnya, potensi bermain di dunia maya sangat intens dan bergaul dengan siapa saja di media sosial sangat terbuka, termasuk pergaulan dengan lingkungan yang tidak sehat.

Bawa mengingatkan jika pengawasan keluarga dan orang tua lemah, maka dangan leluasa anak bermain di luar rumah dan dunia maya yang membuat anak tersebut lebih mudah terjebak pada hal-hal yang negatif. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)