TRANS HAPAKAT – Camat Maliku Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Efri Gusryl Pani (10/10/2023) mengungkapkan bahwa ada dua desa yang rawan dan berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Dua desa tersebut yakni Desa Gandang Barat dan Desa Sidodadi yang sering menjadi langganan Karhutla setiap musim kemarau.
Gusryl Pani mengatakan, terjadinya Karhutla di kedua desa ini dikarenakan masih banyak lahan tidur dan belum tergarap. Apabila lahan tidur ini digarap oleh masyarakat, tentunya Karhutla bisa diminimalisir karana masyarakat dipastikan ikut menjaga setiap lahan yang dimilikinya.
Gusryl Pani menjelaskan, kasus terjadinya Karhutla di sejumlah daerah di Kabupaten Pulang Pisau tidak terkecuali Kecamatan Maliku ini tentunya menjadi perhatian dan harus ada tindakan serius serta dibutuhkan kesadaran dari kita semua dalam melakukan pencegahan agar resiko bencana yang terjadi bisa diminimalisir.
Dikatakan Pani, Karhutla yang terjadi di Desa Gandang Barat dan Desa Sidodadi saat ini tetap ditangani. Pengawasan serta penjagaan oleh masyarakat peduli api (MPA) yang ada disetiap desa di Kecamatan Maliku masih dilakukan.
Diakui, untuk kondisi Karhutla di kedua desa ini masih ada beberapa titik api, namun tidak sampai menyebarluas sampai ke kawasan pemukiman penduduk. Selain itu juga masih ada desa lain yang dinilai rawan terjadi Karhutla yaitu Desa Wono Agung yang berbatasan dengan Desa Buntoi Kecamatan Kahayan Hilir.
Gusryl Pani mengatakan, selain rawan bencana Karhutla, Desa Gandang Barat juga menjadi langganan banjir setiap tahun. Pemerintah kecamatan setempat hingga desa juga terus berupaya dalam mengatasi persoalan-persoalan ini.
Ia berharap, persoalan kebencanaan seperti Karhutla dan banjir bisa segera teratasi. Dirinya meminta seluruh elemen di kecamatan untuk bersama-sama saling menjaga lingkungan dan wilayahnya masing-masing agar terhindar dari semua bencana seperti Karhuta dan banjir yang dipengaruhi faktor cuaca dan perubahan iklim tersebut.
Dirinya mengimbau, selama musim kemarau panjang ini masyarakat di kecamatan setempat tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas membakar lahan. Kepedulian ini harus kita tingkatkan agar pencegahan dan penanganan Karhutla bisa dilakukan segera mungkin. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)