Kenaikan harga minyak goreng yang selalu berubah membuat membuat bingung para pedagang di Pasar Rakyat Handep Hapakat. (FOTO TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Kenaikan harga minyak goreng yang signifikan terjadi belakangan ini, juga merembet ke Kabupaten Pulang Pisau. Kenaikan harga minyak goreng membuat para pedagang dan pembeli di  sejumlah pasar tradisional mulai berada di kehidupan yang semakin sulit.

Siti salah satu pedagang di Pasar Rakyat Handep Hapakat (18/3/2022) mengungkapkan harga minyak goreng sudah tidak bisa dipikir lagi dengan akal sehat, karena harga sudah terlampau mahal. Untuk harga dua liter minyak goreng dengan kualitas bagus sekarang dijual seharga Rp45 ribu, sedangkan untuk satu liternya dijual Rp18 ribu hingga Rp24 ribu tergantung dari kualitas masing-masing minyak goreng.

Dikatakan wanita berusia 45 tahun ini, sejak terjadinya kenaikan harga dan sulitnya mendapatkan pasokan minyak goreng untuk dijual lagi, dirinya terpaksa tidak menjual minyak goreng dengan jumlah yang cukup banyak. Sebelum terjadinya kenaikan harga sampai mengakibatkan kelangkaan, harga jual hanya kisaran Rp16 ribu sampai Rp17 ribu per liternya.

Menurut Siti yang lebih membingungkan pedagang, jika yang dibeli dengan harga modal Rp40 ribu dua liternya, kemudian dijual ke pembeli dengan harga yang sama, bagaimana keuntungan yang didapat?. Setidaknya penjual masih mendapatkan hasil, walaupun hanya sedikit.

Siti memaparkan, hingga saat ini pedagang sudah tidak bisa lagi menjual minyak goreng dengan jumlah yang cukup banyak, karena takut jika sewaktu-waktu harga mengalami penurunan tiba-tiba, tentunya pedagang mengalami kerugian. Kondisi pedagang sendiri menjadi serba salah kepada pembeli.

Selain itu, terang Siti, sekarang ini pemerintah mengeluarkan larangan kepada para pedagang agar tidak menimbun atau memiliki stok minyak goreng. Walaupun ada aturan-aturan tersebut, yang lebih membingungkan pedagang lagi adalah bagaimana untuk menjualnya kembali dengan modal yang dikeluarkan sudah cukup besar.

Siti menceritakan, hampir semua pedagang yang ada di pasar tersebut, mengalami hal yang sama. Banyak dari mereka yang berjualan menjadi serba salah, dirinya juga terpaksa membeli minyak yang hanya untuk dijual semampunya saja.

Ketidakstabilan harga minyak goreng juga dirasakan pedagang bernama Isnani. Wanita berusia 26 tahun ini ikut terdampak akibat kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng. Terlebih untuk saat ini, tidak ada stok minyak goreng untuk bisa dijual kembali.

Isnani mengungkapkan, saat ini dirinya hanya bisa mengambil untung Rp1,000 rupiah dikarenakan harga modal minyak goreng ada sekarang ini Rp19 ribu, sehingga agar bisa mendapatkan hasil dijual seharga Rp20 ribu.

Dirinya juga mengatakan hal yang sama, kenaikan minyak goreng yang selalu berubah-ubah membuat pedagang tidak berani berspekulasi membeli dalam jumlah besar. Tentunya ini membuat sulit para pedagang dan pembeli, apalagi sudah menjelang memasuki bulan Ramadan.

Arniawati ibu rumah tangga pembeli minyak goreng di Pasar Rakyat Handep Hapakat mengaku kondisi saat ini sangat menyusahkan sekali. Bahan pokok bagi ibu rumah tangga ini digunakan untuk berjualan seperti goreng-gorengan, kacang goreng, kerupuk, dan lainnya.

Dikatakan Arniawati, tadinya harga minyak goreng ini hanya Rp14 ribu. Dirinya berharap, harga minyak goreng ini bisa turun dan kembali ke harga normal. Masyarakat berharap,  tidak ada lagi kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok, karena sangat menyusahkan bagi masyarakat kecil. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)