Camat Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau, Herman Wibowo. (FOTO TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Camat Sebangau Kuala Herman Wibowo mengatakan potensi dari tanaman lidah buaya yang beberapa tahun silam sempat mencuat dan menjadi andalan kecamatan setempat dengan beberapa produk hasil olahan yang menembus pasar di luar daerah, sampai sekarang ini masih terhenti.

Dikatakan Herman Wibowo, pengembangan potensi tanaman lidah buaya ini terhenti dikarenakan pengelolaan sebelumnya sudah terputus dari World Wide Fund for Narture (WWF) sebagai organisasi yang menaungi yang dalam operasionalnya mendapat bantuan dari negara-negara di dunia untuk alam. Pada saat itu, pengembangan dan hasil olahan dari tanaman lidah buaya sempat dikenal secara luas.

Selanjutnya, terang Herman Wibowo, pengembangan tanaman lidah buaya ini dilakukan oleh Mariudi selaku pengelola sebagai usaha mandiri. Dalam perjalanannya pengembangan tanaman lidah buaya terkendala dan mengalami penurunan populasi. Mariudi merupakan salah satu staf di Kantor Kecamatan Sebangau Kuala.

Dirinya selaku camat telah berusaha berdiskusi dan mendorong agar pengelola bisa menata atau mengulang kembali pengembangan tanaman lidah buaya ini. Menurut Herman Wibowo, dari keterangan yang bersangkutan, penanaman lidah buaya juga pernah dilakukan tetapi tidak secara masif dan tidak utuh seperti sebelumnya atau padat.

Ada rencana, kata Herman Wibowo, pengelola kembali melakukan penanaman lidah buaya dengan lahan yang cukup luas. Melalui penanaman jumlah bibit yang banyak dan secara bersamaan diharapkan pada waktu panen nanti bisa memberikan hasil yang lebih besar lagi untuk menopang produksi secara berkelanjutan.

Untuk pemasaran, terang Herman, pembeli dari Kota Palangka Raya masih siap untuk menampung hasil tanaman lidah buaya dari Kecamatan Sebangau Kuala dalam bentuk belum diolah. Namun, dirinya berharap hasil tanaman ini dipasarkan dalam berbagai jenis produk olahan aneka makanan dan minuman yang sudah dikemas sehingga hasil yang diperoleh bisa lebih bernilai tinggi dan menjadi brand bagi kecamatan setempat. (PUTRA/DENK)