TRANS HAPAKAT – Pelaksana tugas (Plt) Dinas Pendidikan Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Andriani (9/4/2023) mengaku sangat miris dan prihatin atas peristiwa viralnya seorang siswi pelajar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mengunggah postingan dengan memamerkan aurat atau bagian tubuh yang sensitif di media sosial (Medsos).
Dikatakan Andriani, untuk tingkat SMK sederajat kewenangannya berada pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah. Namun demikian, sebagai bentuk tanggungjawab moral dalam dunia pendidikan, Ia merasa prihatin atas kejadian tersebut dan berharap peristiwa serupa tidak terjadi kembali.
Dirinya menyebutkan pada era digitalisai dan perkembangan teknologi sekarang ini memang sulit untuk dibendung. Keingintahuan anak usia remaja atau pelajar terhadap sesuatu hal menjadi lebih tinggi sehingga perlu pendekatan secara persuasif terhadap anak usia remaja. Peran orang tua juga sangat diutamakan dalam pembentukan karekter di lingkungan sekolah dan guru harus lebih intens memperhatikan prilaku peserta didik.
Selanjutnya, ungkap Andriani, pendidikan agama dan budi pekerti harus lebih dimaksimalkan mengingat usia remaja merupakan usia yang masih labil karena terpengaruh sesatu hal cukup tinggi. Peran orang tua, keluarga, lingkungan sekitar, tokoh agama sangat diperlukan untuk memperkuat karakter anak usia remaja atau usia pelajar.
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Karya Pulang Pisau Agus Kalpinus (9/4/2023) mengaku kaget dan prihatin atas peristiwa viralnya salah satu peserta didik yang mengumbar aurat di media sosial.
Dikatakan Agus Kalpinus, secara pribadi dan kelembagaan pendidikan mohon maaf kepada masyarakat atas peristiwa yang menjadi perbincangan publik terkait viralnya peserta didik yang telah melakukan yang tidak terpuji secara etika dan moralitas masyarakat kabupaten setempat.
Agus Kalpinus menjelaskan menyikapi peristiwa tersebut, pihak sekolah, dewan guru, dan pengurus yayasan segera melakukan rapat untuk menindaklanjuti kondisi atau peristiwa yang telah terjadi, yakni dengan memangil peserta didik dan orang tua untuk duduk bersama mendapatkan solusi terbaik dari permasalahan yang lagi viral saat ini.
Menurut Agus Kalpinus sebelum peristiwa ini diberitakan oleh media, sekitar satu bulan yang lalu atas laporan dari wali kelas pihak sekolah telah memangil orang tua peserta didik atas prilaku anaknya yang dianggap kurang elok dalam bermedsos, dan pihak sekolah tidak menyangka peristiwa video tersebut terus berlanjut dan menjadi viral.
Dijelaskanya untuk pembinaan terhadap peserta didik, pihak sekolah selalu berupaya melakukan pembinaan peningkatan keimanan. Bagi peserta didik beragama muslim diharuskan mengikuti program pesantren kilat, sebaliknya bagi peserta didik beragama kristiani juga diharuskan mengikuti program keagamaan Kristiani seperti contoh kegiatan paskah. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)