TRANS HAPAKAT – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pulang Pisau Masrani Arsyad (30/9/2020) mengingatkan seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) yang berada dibawah naungan Kemenag setempat, untuk mengamalkan lima budaya kerja untuk eksistensi KUA dalam memaksimalkan pelayanan untuk masyarakat.
Masrani menjabarkan, lima budaya kerja Kemenag itu yaitu pertama adalah integritas, yaitu keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik dan benar. Kedua profesionalitas, yaitu bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat waktu dengan hasil terbaik. Ketiga inovasi, yaitu menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik. Keempat tanggung Jawab, yaitu bekerja secara tuntas dan konsekuensi. Kelima yaitu keteladanan, yaitu bisa menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Dikatakan Masrani, dalam bulan ini bersama rombongan Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam telah melaksanakan monitoring dan evaluasi ke delapan KUA di kecamatan. Monitoring ini merupakan salah satu tugas selaku pimpinan dengan melihat secara langsung keadaan KUA.
Menurut Masrani, banyak yang disampaikan dalam giat monitoring ini diantaranya melakukan pembinaan untuk seluruh unsur KUA agar melaksanakan tupoksi dengan berkiblat pada lima budaya kerja Kemenag.
Selain itu, papar dia, diminta agar pelayanan KUA selalu menerapkan protokol kesehatan sehingga pegawai yang menjalankan tugas dan masyarakat yang berurusan sama-sama terjaga dan terhindar dari COVID-19. Setelah semua protokol kesehatan dilaksanakan, mudah-mudahan Allah Subhanahuwataala menjaga agar terhindar dari segala penyakit dan bala yang saat ini sedang melanda dunia.
Masrani juga mengingatkan kepada seluruh Penyuluh Agama Islam aktif di masing-masing kecamatan untuk menyampaikan syiar-syiar Islam yang sejuk dan menangkal ajaran-ajaran yang radikal dan menyesatkan.
Kasi Bimas Islam Basrun juga memberikan arahan kepada para penyuluh Agama Islam yang bertugas agar dapat berperan aktif dalam menangkal ajaran-ajaran yang menyesatkan seperti faham radikalisme dan faham lain yang tak sesuai ajaran syariat Islam.
Basrun mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini viral terjadi kasus-kasus penusukan para ulama dan yang mengancam keselamatan para pendakwah dan harus menjadi keprihatinan bersama. Untuk itu semua diminta untuk mawas diri. Entah apa motif para pelaku melakukan tindakan tersebut, namun kepada para penyuluh agama agar sedini mungkin aktif dalam menangkal ajaran-ajaran yang mengarah ke radikalisme, membuat keresahan dan menyesatkan.
Misalkan, terang dia, ajaran-ajaran yang membolehkan untuk tidak sholat. Padahal jelas Islam memerintahkan sholat. Ajaran seperti ini yang sedini mungkin harus antisipasi.
Selain itu, Basrun meminta para penyuluh Agama Islam memahami peran dan tupoksinya yakni memberikan dakwah yang memberikan ketenangan dan kesejukan di tengah ummat. Dirinya menerangkan sampai sekarang di Kabupaten Pulang Pisau masih belum ada ajaran-ajaran yang menyesatkan. Namun jangan sampai terlena, salah satunya dengan memperkuat koordinasi bersama pihak terkait untuk mengambil langkah yang terbaik untuk ummat. (Penulis: KURNIAWAN/ Editor: DUDENK)