Tim terpadu TNI-POLRI Kecamatan Sebangau Kuala berupaya memadamkan api Karhutla. (FOTO TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Camat Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Sugianto (14/10/2023) mengungkapkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayahnya menimbulkan dampak yang sangat luas.

Sugianto mengatakan, Karhutla juga berimbas kepada warga yang berpenghasilan sebagai petani. Tidak sedikit petani mengalami kerugian yang cukup besar akibat lahan perkebunan yang masih produktif seperti sawit dan karet juga habis ikut terbakar. Saat ini penyebabnya dan pemicu terjadinya Karhutla dari awal mulanya masih belum diketahui, apakah faktor kesengajaan atau kelalaian dari masyarakat.

Sejauh ini, paparnya, aktivitas warga di dalam hutan seperti mencari madu dan menangkap ikan juga masih ada, namun semua itu tidak dapat dijadikan sebagai penyebab Karhutla. Apakah benar-benar dari mereka atau tidak terjadinya penyebab Karhutla di daerah setempat akibat kelalaian seperti membuang puntung rokok sembarangan.

Sugianto menuturkan, hampir sebagian besar daerah Kecamatan Sebangau Kuala merupakan ladang perkebunan sawit dan karet sehingga jika memasuki musim panas sangat berpotensi terjadinya Karhutla. Pencegahannya harus ada kesadaran warga tidak membuka lahan dengan cara dibakar.

Ia tidak menampik, meski tradisi membuka lahan dengan cara membakar itu masih dilakukan oleh warga setempat. Namun, warga juga sudah mengetahui resiko dan dampaknya sehingga untuk mengantisipasinya mereka membuat pembatasan di sekitar perkebunan miliknya.

Cara lama ini, kata Sugianto, untuk area yang dibakar untuk kepentingan berkebun biasanya hanya seluas satu sampai dua hektar dan itu juga telah diberikan pembatas agar tidak menyebar luas. Hampir sebagian sistem berkebun dengan tradisi membakar tidak bisa dihilangkan.

Sugianto mengungkapkan, untuk mengatasi semua itu tentunya pemerintah kecamatan setempat juga tidak tinggal diam. Diantaranya, terus memberikan sosialisasi kepada warga di setiap desa agar tidak membuka lahan dengan membakar. Selain itu, upaya selanjutnya untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat agar bisa difasilitasi kembali untuk peremajaan lahan-lahan produktif milik yang terbakar tadi.

Dikatakan Sugianto, proses permintaan atau usulan ini masih terus diupayakan, semoga bisa segera didapatkan masyarakat. Sementara untuk kerugian atas lahan produktif yang terbakar akibat Karhutla masih belum diketahui secara keseluruhan, namun saat ini yang terpenting adalah meminimalisir terjadinya Karhutla.

Sugianto menambahkan, dalam penanganan Karhutla Kecamatan Sebangau Kuala juga masih mengalami kendala sarana prasarana sumur bor atau sumber air yang masih minim. Fasilitas ini sangat dibutuhkan sewaktu-waktu jika terjadi kebakaran, sehingga pembangunan embung atau saluran penampungan air bisa mengatasi permasalah ketersediaan air saat terjadi Karhutla ini. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)