Meski sudah enam belas tahun berlalu, ingatan bertemu makluk halus yang dialami Abdul tidak akan hilang. Kuntilanak, itulah penampakan yang dilihat Abdul warga Gang Unggul, Kecamatan Kahayan Hilir.
Pengalaman bertemu sosok astral ini terjadi sekitar bulan Desember akhir Tahun 2001 lalu. Dahulu, suasana gang yang sekarang memiliki lebar sekitar 4 meter tidak seperti sekarang ini, dimana rumah-rumah penduduk semakin berkembang. Tempat ini dulunya sebuah gang sepi, dan bis membuat bulu kuduk merinding bagi siapa saja yang melintas lewat tengah malam.
Singkat cerita, pada waktu itu Abdul yang saat itu masih duduk dibangku SLTP dan boleh dibilang sudah mulai beranjak dewasa. Pada suatu malam, Abdul disuruh oleh Bibinya untuk membeli telur ayam kampung di Pasar Patanak. Telur ayam itu akan digunakan tambahan keperluan perlengkapan sesajen ritual adat dalam resepsi pernikahan pamannya. Permintaan bibi nya itu sebelumnya sempat ditolak oleh Abdul, dengan alasan jarak ke pasar lumayan jauh. Selain itu sudah larut, desiran angin malam membuat suasana kala itu kian mencekam.
Walaupun Abdul sempat menolak, namun Abdul akhirnya menyetujui, karena berpikir selain dirinya, tidak ada orang lagi yang bisa disuruh membantu bibi untuk membeli telor ayam kampung tersebut. Dengan hati yang kokoh. Abdul mencoba berkeyakinan dan memberanikan diri untuk membeli telur ke Pasar Patanak dengan melewati jalan yang boleh dikatakan cukup angker pada waktu itu.
Dengan hati yang gundah gulana dalam ketakutan dan keterpaksaan, maka berangkatlah Abdul ditemani temannya bernama Taufik dengan menggunakan sepeda pancal. Namun sesampai di daerah Pasar Patanak tidak ada satupun warung maupun toko yang buka karena malam semakin larut, dan ini sesuai dengan perkiraan keduanya.
Pantang pulang dengan tangan hampa membawa telur pesanan bibinya itu, Abdul dan Taufik berinisiatif untuk mengetok salah satu pemilik toko yang biasa tempat mereka sering membeli telur. Karena berisik ditengah keheningan malam atau mungkin karena merasa kasian, pemilik toko akhirnya beranjak keluar, dan langsung bertanya.
“Mau cari apa malam-malam begini,” ujar pemilik toko
Sontak Abdul dan Taufik menjawab
“Ada kah jual telur ayam kampung, kami mau membeli tiga butir,” balas keduanya.
Sesuai dengan permintaan, pemilik toko langsung menyerahkan telur ayam kampung kepada Abdul
“Kok malam-malam begini beli telur, apa tidak takut di jalan kalau ditemui hantu,” gurau pemilik toko.
Mendapat jawaban dengan maksud bercanda tetapi menyeramkan itu, wajah Abdul langsung berubah ketakutan. Setelah mendapatkan telur pesanan, keduanya langsung bergegas pulang dan bergantian Abdul yang dibonceng oleh Taufik.
Ketika dalam perjalanan Abdul dan Taufik masih belum merasakan hal-hal yang ganjil dan keduanya masih terlihat santai. Namun setelah mulai memasuki gang, peristiwa horror mulai dialami keduanya. Bulu kuduk Abdul mulai berdiri merinding merasakan sesuatu yang tidak biasa.
“Tiba-tiba dari arah depan seperti ada yang melempar dengan batu, aku pun semakin merinding,” kenang Abdul dengan mimik serius.
Abdul kembali menceritakan. Meski masih diselimuti rasa ketakutan, entah kenapa tiba-tiba pandangan Abdul terfokus pada salah satu pohon bambu yang berada di samping gang yang dilalui keduanya.
Dari jarak kurang lebih enam meter, nampak sebuah bayangan putih seperti kepulan asap, yang awalnya berbentuk seperti jemuran pakaian manusia. Abdul berusaha untuk menahan diri dan tidak berpikir hal yang aneh-aneh dengan apa yang dilihatnya. Namun, rasa penasaran masih tetap bergelayut dalam hatinya.
“Apa mungkin malam-malam ada jemuran yang belum di ambil, ah mungkin jemuran pakaian milik penghuni rumah tua yang ada di sebelah pohon bambu itu,” bisik Abdul dalam hati.
Ketakutan dan perasaan campur aduk, Abdul terus bertanya dalam hati, apa itu jemuran pakaian atau manusia.
“Kalau jemuran tidak mungkin ada rambutnya,” bisik hatinya dengan anggota tubuh yang terus gemetar.
Dorongan rasa penasaran akhirnya Abdul memberanikan diri dan meminta dengan Taufik untuk berhenti untuk memastikan benda apa itu.
“Ada apa dul kenapa berhenti,” ujar Taufik.
“Coba kamu liat di dekat pohon bambu itu ada pakaian putih melayang-melayang,” kata Abdul. Namun anehnya, Taufik saat itu tidak ada melihat apa-apa di daerah rerumpunan pohon bambu seperti yang dikatakan Abdul.
“Benar kamu tidak melihat,” tegas Abdul. Namun Taufik tetap menjawab tidak ada melihat apa-apa.
Abdul pun meminta Taufik menunggu karena ingin melihat benda yang dikira seperti pakaian melayang-layang turun naik dan tidak menyentuh tanah.
Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa………ternyata bayangan putih itu adalah sesosok wanita dengan rambut panjang terurai tidak beraturan, dengan muka yang tidak jelas terlihat dalam keremangan malam.
Dipastikan bahwa sosok itu adalah Kuntianak. Huuuuuuuuuuua tanpa pikir panjang lagi Abdul langsung ambil langkah seribu dan berteriak minta tolong sekencang-kencangnya. Taufik yang tidak tahu apa-apa, juga ikut ambil langkah seribu hingga keduannya seperti adu lari.
Sangking takutnya, sepeda yang harusnya ditunggangi, tanpa sadar ikut dibawa berlari hingga sampai ke rumah tempat pamannya menikah. Tanpa basa-basi dengan nafas masih ngos-ngosan, Abdul langsung masuk ke dalam kamar dan mengambil selimut karena badan yang terasa menggigil setelah kejadian itu.
Acara pernikahan pamannya itu akhirnya selesai dan dilanjutkan dengan acara syukuran.
Perubahan prilaku dialami Abdul, nampaknya diamati oleh sang Kakek (kini almarhum).
“Kenapa cu,” tanya Kakek yang masuk kedalam kamar dan menghampirinya
Abdul tidak bisa berkata apa-apa, tetapi tidak henti-hentinya Kakeknya itu bertanya hingga Abdul menceritakan yang terjadi
“Saya melihat Kuntilanak Kek,” jawab Abdul
“Tidak apa-apa,” ujar Kakek menenangkan hati Abdul
Keesokan harinya, Kakek bercerita bahwa di Gang Unggul sebelumnya banyak dihuni oleh makhluk dari golongan jin yang jahil, jenis hantu baranak (Kuntilanak), kuda putih bersayap, ular jadi-jadian dan lainnya. Namun yang suka usil adalah Kuntilanak.
Menurut cerita, Kakek Abdul pernah juga ditemui oleh beberapa makhluk penunggu Gang Unggul tersebut. Ia hanya berpesan apabila malam hari jangan mambawa ketan yang dimasak (lakatan) dengan telur ayam kampung.
“Kita bisa ditamuinya atau menampakan diri dan bisa mengusili kita,” pesan Kakek……
Banyak cerita mistis yang terjadi di Bumi Handep Hapakat. Cerita Abdul adalah salah satu contoh. Kapan saja mahluk astral menunggu giliran kita untuk bertemu, maka berhati-hati karena mahkluk astral ada di sekitar kita……………..
( Kisah misteri ini diambil dan diolah kembali TRANS HAPAKAT dari cerita para sumber yang mengalami langsung kejadian misteri )