Beberapa tahun yang silam banyak terjadi kisah misteri ditengah-tengah masyarakat yang beredar dari mulut ke telinga. Salah satunya adalah keangkeran daerah jembatan kayu yang membelah Sungai Nyamuk. Letaknya berada di Jalan Tingang Menteng.
Konon dahulu daerah ini sangat terkenal dengan keangkerannya. Tidak jauh dari jembatan itu juga dulunya banyak di tumbuhi pohon jingah dan kariwaya yang sudah tidak asing lagi bagi warga setempat bahwa lokasi itu merupakan sarang atau tempat tinggal para makhluk halus.
Berdasarkan cerita dari Rusli salah seorang warga masyarakat Kecamatan Kahayan Hilir, ia pernah di temui oleh hantu atau sejenis lelembut, menampakan diri berbaju serba putih layaknya seperti manusia melintas di atas jembatan dengan rambut terurai.
Menurut dia, suasana di daerah ini sangat mencekam dan begitu menakutkan. Apalagi kalau sedang turun hujan, suasana ditempat itu semakin seram dan sesekali terdengar suara burung hantu. Karena itulah sangat jarang orang lewat jalan itu pada malam hari diatas pukul 22.00.
”Mirip dengan film-film horor,” ujar Rusli menggambarkan suasana kala itu.
Suatu malam, Rusli lupa kapan tepatnya kejadian yang dialaminya itu, menceritakan dirinya keluar rumah sekedar jalan-jalan ke Kompleks Buruh untuk menemui teman sekolahnya.
Karena keasyikan ngobrol, tidak terasa waktu terus berjalan hingga larut malam. Semakin larut, Uci sapaan akrabnya, memutuskan kepada temannya untuk pulang walaupun dalam hatinya ada rasa ketakutan menggelayuti pikirannya ketika melintasi jembatan Sei Nyamuk.
Namun sial sekali bagi dirinya, saat memasuki kawasan tersebut, tiba-tiba tercium aroma wewangian yang terbawa oleh hembusan angin malam. Sontak, munculnya wewangian itu membuat Rusli heran sekaligus merasa takut. Apalagi suasana saat itu sedang sunyi dan senyap dan gelap pun mengitari jalanan yang dilewati. Meski ada rumah warga di daerah itu, tetapi jaraknya saling berjauhan, tidak sepadat seperti sekarang ini.
Setelah mencium aroma wewangian tersebut hatinya semakin jadi tak karuan, sehingga rasa ketakutan itu semakin menjadi-jadi. Meski takut, ia tetap saja berusaha mengayunkan langkah kakinya sambil sesekali menoleh ke arah belakang, namum tidak ada yang terjadi. Kecuali, hanya pandangan yang gelap dan suara pepohonan yang bergoyang dihembus angin malam yang semilir.
Hanya berselang beberapa detik, tiba-tiba melintas bayangan putih dengan sosok seperti manusia melintas di depannya. Jantung Rusli semakin berdegup kencang hingga membuat bulu kuduknya berdiri. Bayangan itu terus mendekat. Betulkah manusia ? tanya Rusli dalam hati. Dari dulu, dirinya memang sudah terbiasa untuk berpikir realistis dan ilmiah sehingga tak pernah akan percaya kepada hal-hal yang berbau horor. Namun pada saat itu? Adakah orang lain selain dia disana. Dan kenapa pula perasaan takut yang dialaminya begitu besar, tidak seperti biasanya.
Dalam rasa ketakutan itu, Rusli melihat sosok berbalut kain putih itu sudah berjarak hanya sekitar puluhan langkah dari hadapannya. Dengan spontan Rusli langsung membalikan diri, berlari terbirit-birit kembali lagi ke arah Komplek Buruh tanpa peduli untuk melihat kearah belakang. Saat itu, ujar Rusli, masih terekam dalam ingatannya sebentuk tubuh yang tidak begitu tinggi dengan wajah yang tertekuk serta rambut terurai. Betulkah manusia? Atau……..
Tapi untunglah, setelah dirinya berlari sampai di depan salah satu bangunan (kini-lokasi pemancar TVRI), tiba-tiba ada orang yang datang dengan naik sepeda onthel. Kesempatan tidak disia-siakan Rusli untuk menghampiri orang tersebut, dan ternyata adalah teman kerja ayahnya. Pria itu mengatakan ingin pulang ke arah Cukai usai bekerja loading kayu ke kapal.
“Saya langsung menceritakan kejadian itu, namun teman ayah saya itu tidak banyak bicara dan langsung membonceng saya untuk dibawa pulang. Setelah kembali melewati jembatan itu, di kiri kanannya tidak ada apa-apa lagi. Kejadian itu benar-benar bagaikan mimpi saja”, kenang Rusli.
Tentunya kejadian yang dialami Rusli, hanya sebagian kecil cerita keangkeran Jembatan Sungai Nyamuk dulunya. Namun setelah Pulang Pisau menjadi sebuah kabupaten, keangkeran itu kini sudah tidak ada lagi karena di sekitar lokasi itu sudah di padati oleh pemukiman warga. Dari cerita ini, kita bisa ambil hikmah bahwa ada dunia lain yang hidup berdampingan dengan kita. (HAPAKAT-02)
( Kisah misteri ini diambil dan diolah kembali TRANS HAPAKAT dari cerita para sumber yang mengalami langsung kejadian misteri )