Pengerajin anyaman rotan di Desa Jabiren Kecamatan Jabiren Raya Kabupaten Pulang Pisau. (FOTO TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Yusnela. Wanita berusia 39 tahun ini asal Desa Jabiren Kecamatan Jabiren Raya Kabupaten Pulang Pisau merupakan salah satu pengerajin anyaman rotan dari kelompok yang diberi nama “Jawet Keluarga”.

Menurut Yusnela, sejak di awal masa pandemi COVID-19 melanda membuat omset penghasilannya mengalami penurunan. Pemesanan terhadap kerajinan anyaman rotan ikut menjadi sepi akibat pandemi.

Sekarang ini, lanjut Yusnela, permintaan anyaman rotan di pasaran mulai berangsur-angsur normal dan lebih meningkat. Tentunya, kenaikan permintaan pasar ini ikut mempengaruhi omset atau penghasilan yang bisa didapatkan setiap bulannya. Untuk satu bulan, kata Yusnela, pendapatan omset atau penghasilan yang didapat dari kerajinan ini bisa mencapai Rp9 Juta sampai Rp10 Juta.

Dirinya mengungkapkan  pembeli yang memesan anyaman rotan ini rata-rata kebanyakan luar daerah, seperti dari Kota Palangka Raya, Banjarmasin,  hingga sampai kirim ke luar daerah seperti Kalimantan Utara.  Untuk produk yang dibuat, diantaranya anyaman tikar, tas, topi, dan dompet. Selain itu juga ada kerajinan anyaman lainnya seperti vas bunga juga pernak-pernik lainnya tergantung dari permintaan konsumen.

Untuk proses pengerjaan, dirinya hanya melakukan sebagai finishing anyaman rotan setengah jadi, yang kemudian dijahit dan dipadukan atau dikombinasikan menggunakan bahan kulit sesuai motifnya. Bagian finishing ini ada sebanyak tiga orang pekerja yang membuat jahitan tas anyaman rotan. Jika permintaan sedang naik, biasanya bisa menambah tenaga bantuan untuk proses pengerjaan penjahitan tas dan kerajinan lainnya.

Dirinya berharap, dengan melihat permintaan pasar yang sudah mulai membaik dari sebelumnya, pemerintah setempat bisa kembali menggelar kegiatan pameran secara rutin agar para pengerajin rotan dari tingkat bawah ini bisa terangkat ke permukaan.  Pemerintah setempat telah memberikan bantuan berupa mesin jahit yang sudah tentunya sangat membantu para pengerajin dalam meningkatkan hasil produksi kerajinan anyaman rotan.

Noah salah satu pembuat tikar anyaman rotan membenarkan bahwa untuk saat ini permintaan pesanan sudah lumayan mengalami peningkatan dan ikut membantu menambah penghasilan keluarga.

Menurut wanita berusia 55 tahun ini, biasanya dalam pembuatan anyaman tas atau tikar pengerjaannya bisa memerlukan waktu sampai satu minggu, lama pengerjaan tergantung motif para pemesan. Motif yang sering dibuat bermacam-macam seperti, ada motif bunga, daun, dan motif khas Kalimantan. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)