
TRANS HAPAKAT – Sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) Dayak di Kabupaten Pulang Pisau diantaranya Forum Pemuda Dayak (FORDAYAK), Perkumpulan Pemuda Dayak (PEPERDAYAK) dan Gerakan Pemuda Asli Kalimantan (GEPAK) menggelar aksi bersama Koalisi Adat Pulang Pisau menolak dengan tegas kehadiran ormas Front Pembela Islam (FPI) di kabupaten berjuluk Bumi Handep Hapakat. Deklarasi bersama digelar gabungan ormas ini di Taman Sumbu Kurung Jalan Tingang Menteng, Selasa (24/11/2020).
Ketua GEPAK Kabupaten Pulang Pisau Edwin Toto yang menjadi salah satu perwakilan dari aksi tersebut mengaku sangat prihatin dengan situasi keadaan negara saat ini. Dimana salah satu sahabat yaitu Habib Rizieq Shihab boleh dikatakan selalu membuat kegaduhan di negeri ini. Sebagai salah satu tokoh agama semestinya mampu menjaga kedamaian, kerukunan antar umat agama di negara yang kita cintai bersama.
Dikatakan Edwin, sebagai tokoh agama jangan membuat provokasi, penghasutan dan sering melakukan ujaran kebencian sehingga berpotensi memecah belah masyarakat dan umat beragama dan tidak sesuai dengan norma dan etika masyarakat Kalimantan Tengah khususnya di Bumi Handep Hapakat yang humanis serta berpegang teguh dan menjunjung tinggi falsafah Huma Betang.
Isi pernyataan sikap dari aksi Koalisi Adat Pulang Pisau, kata Edwin, yakni mendukung sikap tegas TNI dalam memerangi segala bentuk ancaman terhadap kesatuan NKRI. Mendukung Polri dalam penegakkan supermasi penegakan hukum.
Dianggap berpotensi bisa memecah kerukunan masyarakat, kata Edwin, gabungan ormas menolak FPI dan ormas lainnya yang dinilai tidak berdasarkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Kepada para tokoh dan individu yang tidak tunduk dengan hukum NKRI, jangan pernah bisa masuk di Bumi Handep Hapakat dan Bumi Pancasila.
Koalisi Adat Pulang Pisau, terang dia, siap menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI. Koalisi Adat Pulang Pisau juga menolak dengan tegas adanya pihak maupun kelompok tertentu yang bertujuan memecah belah dan mencoba menentang falsafah Huma Betang dan Bhineka Tunggal Ika. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)