Demo memasak berbagai kuliner dengan cara dikukus dan dibakar. (FOTO TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Pulang Pisau Pudjirustaty Narang melalui Wakil Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Yosephine (31/3/2022) mengungkapkan demo masak yang digelar oleh kader partai untuk menunjukan bahwa  di kabupaten setempat memiliki kekayaan kuliner yang sangat luar biasa. Banyak aneka makanan bisa diolah dengan cara di kukus dan dibakar dan tidak hanya dilakukan dengan cara menggoreng.

Yosephine menjelaskan, demo masak yang dilaksanakan sekaligus untuk membuktikan bahwa Indonesia kaya akan kuliner dan bahan pangan yang dapat diolah dengan berbagai cara menjadi masakan yang lezat dan bergizi, tanpa harus tergantung pada minyak goreng.

Proses pengolahannya, terang Yosephine, bisa dilakukan dengan cara merebus, mengkukus, memanggang, dan mengasapi, sehingga polemik tentang minyak goreng sedikit teratasi. Selain itu, kita harus bisa berkreasi dan berinovasi dalam mengolah berbagai bahan pangan dan ikan lokal menjadi kuliner atau masakan yang tidak kalah lezat dengan hasil masakan yang di goreng.

Lanjut kata Yosephine, masak tanpa minyak goreng yang ditampilkan dalam demo mengambil menu hidangan masakan tradisional khas Kalimantan, seperti ikan pepuyu (betook) panggang atau bakar, pepes ikan seluang,  ikan patin dengan berbagai bumbu yang mudah dijumpai di pasaran.

Demo masak tanpa minyak goreng yang dilakukan kader-kader PDIP Kabupaten Pulang Pisau, terang Yosephine, menjadi alternatif dalam mengolah masakan berbahan baku lokal dan bergizi sekaligus membentuk jiwa kader partai yang kuat dan cerdas dengan pola makan yang sehat. Meminimalisir kandungan minyak goreng, tentu juga bisa menekan kadar kolesterol di dalam tubuh.

Dikatakan Yosephine, kegiatan demo masak ini untuk menindaklanjuti intruksi dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri secara berjenjang, mulai dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan  Wilayah (DPW) hingga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh Indonesia. Selain itu juga untuk menumbuhkan kreatifitas kader dan mensosialisasikan kepada masyarakat untuk bisa mengolah berbagai bahan pangan menjadi kuliner tanpa harus tergantung dengan minyak goreng. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)