Edukasi pencegahan stuting kepada remaja pranikah yang dilakukan pemerintah Desa Talio Muara. (FOTO PEMDES TALIO MUARA)

TRANS HAPAKAT – Kepala Desa Talio Muara Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Marzuki (29/11/2023) mengungkapkan pemerintah desa melalui tim penggerak PKK dan kader Posyandu terus melakukan edukasi terhadap pasangan pranikah sebagai upaya pencegahan stunting.

Dikatakan Marzuki kegiatan ini terus dilaksanakan karena persoalan stunting masih menjadi isu kesehatan yang menjadi perhatian serius dan segera untuk ditangani. Sudah saatnya kaum remaja terlibat langsung dalam program pencegahan stunting.

Marzuki menyebutkan bahwa program pencegahan stunting di wilayah desanya yang selama ini dilakukan dengan memperkuat peran tim pengerak PKK, kader Posyandu, dan tenaga kesehatan dalam melakukan penyuluhan dan pemberian susu bagi pasangan pranikah. Setelah menikah mereka memahami mengenai pola hidup bersih dan  sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Lanjut dikatakan Marzuki, upaya yang dilakukan pemerintah desa setempat untuk mengoptimalkan edukasi kepada remaja pranikah bertujuan juga untuk memastikan bahwa  perempuan yang hamil dalam kondisi yang benar-benar sehat.

Menurutnya, persoalan penyebab stunting adalah kurangnya asupan masalah gizi bayi sejak dalam kandungan, setelah lahir hingga tumbuh menjadi anak, sehingga pada pase tersebut asupan gizi harus diperhatikan secara serius, agar tidak terjadi terganggunya potensi sumber daya manusia (SDM), dan tingkat kesehatan pada anak.

Melalui peran kader Posyandu bersama kader kesehatan secara rutin, terang Marzuki, melakukan pemeriksaan kondisi para ibu atau pasangan usia subur, termasuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengawasan bagi remaja yang menikah, terkait kondisi  kesehatannya. Pemerintah desa setempat dalam pencegahan stunting juga memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil dan menyusui juga tetap melakukan penanganan sebelum anak lahir.

Program pencegahan stunting dengan melakukan edukasi kepada para remaja pranikah, kata Mazuki, paling tidak untuk memberikan wawasan dan  pengetahuan tentang apa itu stunting, dampak serta resiko dari pernikahan usia remaja bagi para warga masyarakat di desa setempat. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)