TRANS HAPAKAT – Prinsip dalam mempertahankan kesenian agar tidak tergerus kemajuan peradaban salah satunya adalah dengan terus melestarikannya. Inilah yang selalu ditanamkan oleh sosok pemuda milenial asal Desa Bahu Palawa Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau bernama Yuliandri.
Pria kelahiran Desa Bahu Palawa 29 Juli 1990 ini menceritakan, bahwa Ia memiliki tekad dan komitmen untuk terus melestarikan kesenian tari tradisional yaitu Tari Mandau yang menjadi salah satu keberagaman budaya di Indonesia. Semua ini dilakukannya agar seni-seni tradisional khusus budaya lokal di Kalimantan Tengah tidak punah begitu saja.
Bagi Yuliandri, ditengah kemajuan jaman bukanlah sebuah halangan untuk mengasah jiwa seninya agar bisa terus melestarikan seni tari tersebut yang pastinya sangat lekat dengan suku Dayak. Tari Mandau adalah sebuah tari yang menggambarkan semangat juang para prajurit suku Dayak dalam membela tanah air, harkat, dan martabat mereka. Sampai saat ini tari mandau juga sering dipentaskan dalam berbagai upacara adat maupun setiap penyambutan tamu agung.
Dirinya mengungkapkan, awal mula menyukai seni Tari Mandau sejak masih duduk dibangku SMA dan melanjutkan bergabung ke salah satu satu sanggar seni tari yang ada di Kota Palangka Raya pada tahun 2006. Bekal pengalaman itulah yang menuntun dirinya sampai saat ini selalu menampilkan tarian tersebut setiap ada kegiatan maupun acara lainnya.
Menurut Yuliandri, meskipun harus bersaing ditengah majunya teknologi dan masuknya budaya asing ke Indonesia, kesenian ini harus tetap dilestarikan. Seni budaya ini merupakan warisan yang ditinggalkan dari leluhur kita, sehingga sebagai pemuda harus bisa menjaga potensi budaya ini untuk dikembangkan dan dilestarikan.
Yuliandri juga tidak hanya menguasai tari mandau saja, melainkan seni musik tradisional lainnya seperti kecapi, dan karungut. Bagi dia apapun itu yang mencerminkan sebuah kebudayaan harus tetap dipertahankan.
Ada tujuan penting dalam berkesenian, lanjut cerita Yuliandri, yaitu mempertahankan nilai-nilai kebudayaan asli bagian bangsa Indonesia dalam kehidupan masyarakat.
Dirinya tidak menampik, meskipun selama menekuni seni Tari Mandau belum pernah mengikuti pentas seni hingga di tingkat nasional dan hanya bisa tampil mewakili sanggarnya maupun desanya setiap pementasan seni budaya, tetapi semangat untuk melestarikan budaya menjaditujuan utamanya.
Yuliandri sangat senang bisa menarikan Tari Mandau dihadapan masyarakat. Hal inilah yang bisa membuat dirinya lebih optimis untuk terus mengenalkan tarian tradisional kepada masyarakat luas khususnya pada generasi muda.
Yuliandri mengajak para generasi pemuda khususnya yang ada di Desa Bahu Palawa untuk ikut belajar seni Tari Mandau. Cara inilah yang bisa meningkatkan gairah pemuda dalam melestarikan seni kebudayaan lokal yang ada di Kalimantan Tengah. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)