TRANS HAPAKAT – Camat Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau Siswo (29/5/2021) mengatakan sampai saat ini luapan air yang menggenangi jalan Trans Kalimantan Desa Penda Barania masih belum surut. Debit air dari luapan DAS Kahayan sepanjang dua kilometer terendam dengan ketinggian air mencapai 30 centimeter.
Dikatakan Siswo, akibat ruas badan jalan poros yang terendam itu, membuat arus transportasi jalan darat terganggu. Pengendara sepeda motor melewati jalan yang terendam harus menggunakan perahu klotok dengan sewa sebesar Rp 50 ribu.
Siswo mengungkapkan debit air masih belum mengalami penurunan disebabkan karena tingginya curah hujan di daerah hulu dan di wilayah kecamatan setempat sehingga luapan sungai kahayan menggenai badan jalan sepanjang dua kilometer.
Menurut Siswo, banyak pengendara sepeda motor tidak berani menerjang genangan dan melintasi lokasi banjir tersebut karena takut sepeda motor rusak atau mogok. Kendaraan seperti mobil dan truk masih bisa menerobos genangan banjir tersebut.
Lanjut dikatakan Siswo, akibat luapan air yang menggenangi badan jalan poros terjadi antrian kendaraan yang mengakibatkan kemacetan arus lalu-lintas. Personel kepolisian dari Satlantas Polres Pisau dan Polsek setempat terus berjaga di lokasi banjir dan kerja ektra untuk mengurai penumpukan kendaraan di lokasi banjir.
Upaya yang dilakukan personel Satlantas, kata Siswo, adalah dengan sistem buka tutup karena kondisi jalan lokasi banjir banyak berlubang sehingga rawan terjadinya kecelakaan. Dirinya juga menghimbau agar masyarakat bersabar serta mengikuti semua petunjuk kepolisian yang berjaga di lokasi banjir.
Yuandreas (46) salah satu pengendara sepeda motor mengaku memilih melewati jalan yang terendam banjir itu dengan perahu klotok dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp50 Ribu untuk sampai pada lokasi aman dari banjir.
Menurut Yuandreas banjir ini sudah berlangsung sekitar lima hari. dirinya dan pengguna jalan lain berharap pembangunan jembatan layang dapat segera terealisasi dan tuntas pembangunannya sehingga masyarakat tidak dihadapkan pada situasi yang sama saat air dari Sungai Kahayan meluap yang menjadi langganan setiap tahun. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)