Pemerintah kecamatan bersama unsur Muspika Kecamatan Kahayan Kuala melihat dari dekat kondisi ketiga korban perahu karam. (FOTO IST/ TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Kapolres Pulang Pisau AKBP Kurniawan Hartono melalui Kapolsek Kahayan Kuala Ipda Ibnu Khaldun (22/3/2022) mengungkapkan tiga korban dari perahu bermesin atau klotok yang karam dan tenggelam di perairan muara Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan dalam keadaan selamat. Ketiganya adalah satu keluarga asal Desa Pepuyu III Sei Pudak RT.009 Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah.

Dikatakan Ibnu, ketiga korban perahu tengelam akibat cuaca ektrim adalah Sanniati wanita umur 40 tahun, Asrul laki-laki umur 15 tahun, dan Tasya anak berusia tiga tahun. Ketiga korban mengalami luka bakar yang disebabkan oleh tumpahan minyak solar dari bahan bakar perahu.

Ibnu menjelaskan peristiwa tengelamnya perahu klotok yang menimpa satu keluarga ini terjadi pada Sabtu (19/3/2022) sekitar Pukul 16.00. Peristiwa tenggelamnya parahu klotok yang ditumpangi satu keluarga ini berdasarkan  keterangan korban saat melakukan perjalanan melewati sungai dari arah Bahaur menuju ke lokasi tambak yang menjadi tempat bekerja sebagai nelayan tambak.

Saat posisi kelotok berada di tengah sungai, tiba-tiba datang gelombang tinggi disertai hujan lebat. Gelombang tinggi yang sangat kuat menghatam badan klotok dan korban tidak mampu mengendalikan kemudi sehingga perahu oleng dan akhirnya karam.

Ketiga korban berhasil menyelamatkan diri dengan cara bertahan sekitar satu jam berusaha berenang ke tepian sungai dengan bantuan hanya  berpegangan pada bekas jerigen minyak bahan bakar mesin perahu. Ketiganya berhasil diselamatkan oleh perahu yang melintas di sekitar lokasi.

Akibat kejadian ini, terang Ibnu, perahu kelotok beserta barang bawaan korban tenggelam. Tidak ada korban jiwa, namun korban yang mengalami luka bakar akibat tumpahan minyak masih menjalani perwatan secara intensif di Puskesmas Kecanatan Kahayan Kuala.

Ibnu menghimbau kepada masyarakat di wilayah pesisir pantai maupun masyarakat nelayan agar lebih waspada dan berhati-hati menghadapi musim hujan yang sertai angin. Cuaca ektrim berdampak pada negatif dan bisa mengancam keselamatan jiwa bagi masyarakat di daerah pesisir yang masih menggunakan alat transportasi air. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)