TRANS HAPAKAT – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Hendri Arroyo (9/9/2024) mengatakan perubahan ekosistem menjadi salah satu penyebab keluarnya satwa yang dilindungi sepertiĀ yang terjadi di Desa Paduran Mulya Kecamatan Sebangau Kuala, dimana adanya seekor beruang madu yang masuk ke dalam pemukiman penduduk.
Dijelaskan Hendri Arroyo, dampak pada perubahan ekosistem alam dan berkurangnya rantai makanan berakibat satwa bisa berjelajah lebih jauh dari habitat aslinya yaitu hutan Taman Nasional Sebangau. Satwa dilindungi tersebut juga terlihat beberapa kali masuk ke pemukiman penduduk, sehingga perlu kesadaran kita bersama untuk tidak melakukan hal yang bisa mengancam kelangsungan hidup satwa tersebut.
Hendri Arroyo mengatakan, salah satu upaya menjaga ekosistem alam yaitu tidak merusak hutan serta melakukan pemburuan terhadap satwa yang dilindungi dan terancam punah. Masyarakat juga harus memahami bahwa kerusakan alam seperti hutan menjadi ancaman yang serius bagi satwa yang tinggal di dalamnya. Menjaga alam juga menjadi tugas manusia dan tidak boleh berbuat kerusakan sekecil apapun.
Hendri Arroyo mengingatkan, jika alam terjadi kerusakan dampaknya bisa langsung mengancam keberlangsungan hidup satwa maupun juga manusia. Antisipasinya yang harus kita lakukan secara berkelanjutan adalah melakukan pencegahan kerusakan pada ekosistem alam ini sejak dini.
Pemerintah kabupaten setempat melalui DLH, kata Hendri Arroyo, juga terus berupaya mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya adalah dengan membuat koridor-koridor perlindungan satwa bersama dengan Non Governmental Organization (NGO) yang bergerak pada bidang lingkungan untuk menjaga keutuhan kekayaan potensi alam yang ada di Kabupaten Pulang Pisau sehingga dampak positifnya bisa dirasakan untuk generasi selanjutnya.
Dirinya berharap, seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Pulang Pisau untuk bersama-sama kembali menjaga dan merawat kekayaan alam yang kita miliki. Jangan sampai merusak hutan bahkan merubah fungsi hutan, sehingga keseimbangan hidup berdampingan dengan satwa yang ada di habitatnya tersebut bisa terjaga.
Hendri Arroyo menambahkan, selain itu untuk para perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan letaknya tidak jauh dengan kawasan hutan dilindungi juga harus bisa menjaga satwa dilindungi itu. Apabila didapati satwa yang tiba-tiba masuk ke kawasan perusahaan harus bisa menghindari terjadinya konflik demi keberlangsungan hidup yang seimbang. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)