Petani di Desa Pilang yang menerapkan metode MTOT saat melakukan panen padi. (FOTO YAYASAN FIELD INDONESIA).

TRANS HAPAKAT – Fasilitator Yayasan Field Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Suhada (11/9/2024) mengungkapkan, panen padi lokal hasil tanam di lahan food estate oleh petani di Desa Pilang Kecamatan Jabiren Kabupaten Pulang Pisau menjadi langkah awal dan berhasil setelah menerapkan metode Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT).

Suhada mengatakan, melalui program Udara Bersih Indonesia (UBI) yang diperkenalkan oleh Yayasan Field Indonesia ini merupakan yang pertama kalinya berhasil memanen padi di lahan food estate. Selain itu panen padi lokal ini juga merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kalimantan Tengah.

Dijelaskannya, MTOT menjadi cara tepat untuk membantu para petani dalam proses tanam yaitu dengan dengan memanfaatkan bedengan, pupuk kompos, serta mulsa alami seperti jerami atau rerumputan. Alhasil melalui metode itu panen padi bisa dilakukan dan tentunya metode MTOT sangat membantu petani menjadi lebih produktif.

Dirinya menyebut, Yayasan Field Indonesia juga terus berupaya dan berencana untuk memperluas proses tanam padi ini yaitu seluas lima hektare lahan di Desa Pilang, dengan melibatkan 20 kepala keluarga petani. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan khususnya food estate yang selama ini dinilai sulit untuk ditanami.

Sejak 2022 papar dia, para petani di Desa PilangĀ  menghadapi tantangan besar dalam mengelola lahan food estate karena masih menerapkan metode konvensional dan tidak memberikan hasil yang maksimal. Pengaruhnya berdampak pada petani dan tidak sedikit beralih tanam ke komoditas perkebunan karet karena dinilai lebih mudah.

Petani Desa Pilang yang menerapkan metode MTOT, Emek mengungkapkan bahwa panen ini memberikan harapan baru setelah sebelumnya lahan tersebut sulit menghasilkan karena penggunaan metode pertanian konvensional. Apalagi sebelumnya pengolahan lahan harus dilakukan dengan cara di bakar.

Menurut Emek, keberhasilan panen kali ini dicapai hanya dalam waktu sekitar empat bulan, lebih cepat dibandingkan metode konvensional yang biasanya membutuhkan waktu enam bulan. Para petani sebelumnya juga sempat ragu karena selama ini padi sulit tumbuh, namun setelah menerapkan metode tersebut hasilnya jauh lebih cepat dan padi siap dipanen.

Dia berharap, metode MTOT bisa diterapkan oleh para petani lainnya, sehingga hasil tanam menjadi lebih melimpah. Selain itu juga dengan adanya program UBI yang diperkenalkan oleh Yayasan Field Indonesia bisa memberi dampak positif untuk petani karena lebih memahami cara tanam itu tanpa harus membakar lahan. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)