HAPAKAT – Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Republik Indonesia, Nazir Foead menyampaikan, bahwa dari tahun ke tahun Kabupaten Pulang Pisau berhasil menurun Hotspot atau titik panas yang berpeluang terjadinya kebakaran.

Dijelaskannya, dari tahun 2015 ke tahun 2016 Pulang Pisau telah berhasil menurunkan lebih dari 90 persen Hotspot, dan penurunan titik api tersebut terus berlanjut ke tahun 2017 .

Tidak hanya berhasil melakukan penurunan titik api, Kabupaten Pulang Pisau juga berhasil melakukan penurunan terhadap luas lahan yang tebakar mencapai lebih dari 90% pada tahun 2016.

Masih menurut Nazir Foeda, tidak hanya membasahi dan menanam kembali, BRG bekerjasama dengan universitas, masyarakat, dan badan usaha melakukan budidaya terhadap lahan gambut yang memang benar-benar memiliki potensi untuk dilakukan pembudidayaan, dan mengintensifkan pertanian, perkebunan, maupun tanaman hutan.

Nazir Foeda mengakui, awalnya luas lahan gambut yang telah dilakukan pembudidayan sekitar 500 hektar, namun Presiden menginginkan untuk melakukan diskusi lebih detail lagi terkait program bubidaya lahan gambut agar dapat dijalankan lebih intensif dan lebih besar lagi  menjadi puluhan ribu hektar bahkan ratusan ribu hektar.

Jika memang lahan tersebut baik digunakan untuk budidaya, maka masyarakat dapat merasakan hasil dan manfaatnya. Pembudidayaan lahan gambut merupakan salah satu dari beberapa program dari BRG selain program pembuatan sumur bor, sekat kanal dan program-program lainnya.(HPK-05@yu/02)