TRANS HAPAKAT – Damang Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, Budi Erie Teweng (6/11/2024) mengungkapkan tidak sedikit warga di setiap desa di Kecamatan Sebangau Kuala selama puluhan tahun sulit mendapatkan kebutuhan air bersih untuk dikonsumsi.
Kepada www.transhapakat.web.id, Erie Teweng menceritakan, bahwa keberadaan air bersih yang bisa dikonsumsi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Solusi mengatasinya agar warga bisa mendapatkan air bersih layak dikonsumsi sampai-sampai mengharuskan membeli air isi ulang seharga Rp13.000 per galonnya.
Lanjutnya, hingga saat ini warga mengandalkan tampungan air hujan dan disimpan didalam bak penampungan atau tandon air. Hampir sebagian besar setiap kepala keluarga (KK) memiliki bak penampung air karena dengan cara itu menjadi cara tepat mendapatkan air bersih.
Erie Teweng menjelaskan, secara kandungan air didalam tanah yang dihasilkan menggunakan pengeboran sumur semua airnya terasa asin dan hanya ada beberapa titik saja yang tanahnya bisa mengeluarkan air layak konsumsi. Masyarakat juga membuat sumur dengan kedalam 150 meter, namun hasilnya tetap saja airnya asin.
Menurutnya, untuk mengatasinya dan solusinya maka harus ada peran pemerintah kabupaten setempat agar mau membuatkan sumur bor di lokasi yang bisa menghasilkan air bersih. Selanjutnya bisa dialirkan ke sejumlah setiap rumah warga dengan pipa atau cara alternatif lainnya.
Sebelumnya warga juga sudah mengajukan permohonan bantuan, tegas Erie Teweng, namun hingga saat ini masih belum ada jawaban untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sudah puluhan tahun warga transmigrasi di Kecamatan Sebangau Kuala mengharapkan dibuatkan sumur bor yang bisa menghasilkan air bersih untuk konsumsi.
Dirinya berharap, keluhan-keluhan masyarakat akan kebutuhan air bersih untuk konsumsi bisa teratasi. Jadi penantian panjang warga mendapatkan air bersih tidak lagi harus membeli ataupun menampung air hujan.
Air hujan yang ditampung ataupun air isi ulang warga saat ini, tambah Erie Teweng, pastinya belum bisa sepenuhnya mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti untuk mencuci pakaian, memasak atau juga kebutuhan lainnya, maka dari itu tidak sedikit warga yang mengeluh karena sulitnya mendapatkan air bersih layak konsumsi. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)