TRANS HAPAKAT – Kapolres Pulang Pisau Polda Kalimantan Tengah AKBP Kurniawan Hartono melalui Kapolsek Kahayan Kuala AKP Yonika Winner (6/1/2023) mengingatkan kepada para sopir kendaraan dan penumpang agar tetap menjaga ketertiban serta kebersihan di sekitar lingkungan Pelabuhan Bahaur selama menunggu kedatangan KMP Drajat Paciran dari Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur.
Dikatakan Yonika, penutupan sementara kegiatan Pelabuhan Bahaur Kabupaten Pulang Pisau berdasarkan surat dari Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Balai Pengelolaan Tranportasi Darat Wilayah XI Provinsi Jawa Timur Nomor AP 403/31/PP-PCN/2022 tentang penundaan keberangkatan kapal atau menunda berlayar dari Pelabuhan Paciran ke Pelabuhan Bahaur Kabupaten Pulang Pisau akibat cuaca ektrem.
Yonika menjelaskan, berkaitan dari dampak cuaca ektrem dengan curah hujan tinggi disertai angin kencang dan gelombang tinggi hingga terhentinya jadwal keberangkat kapal mengakibatkan terjadi penumpukan antrian di Pelabuhan Bahaur, baik penumpang maupun armada yang mengangkut berbagai muatan untuk di bawa ke Pulau Jawa.
Sesuai informasi jadwal yang diterima, bahwa operasional KMP Drajat Paciran pada Minggu (8/1/2023) sudah mulai kembali berlayar menuju Pelabuhan Bahaur. Artinya aktifitas kegiatan di pelabuhan ini dalam waktu dekat sudah kembali berjalan.
Menyikapi kondisi tersebut terang Yonika upaya yang dilakukan jajaran Polsek setempat yakni dengan memberikan edukasi atau himbauan kepada penumpang dan sopir agar selalu menjaga kamtibmas dan kebersihan di lokasi sekitar pelabuhan hingga menunggu kedatangan kapal, karena lebih dari dua minggu telah terjadi penumpukan di Pelabuhan Bahaur.
Lanjut dikatakan Yonika, melalui peran Bhabinkamtibmas himbauan juga telah diberikankepada masyarakat khususnya yang bermukim di pesisir pantai. Nelayan tangkap dan nelayan tambak diminta agar tetap waspada terhadap fenomena cuaca ektrem yang sewaktu-waktu bisa mengancam keselamatan jiwa manusia.
Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang, pohon tumbang, hingga tingginya gelombang laut, membuat tidak aman dan menimbulkan ancaman bagi nelayan dalam melakukan aktivitas sehari-hari menangkap ikan. Apabila cuaca tidak memungkinkan, dirinya menghimbau agar para nelayan menunda kegiatan mencari ikan di laut untuk mencegah terjadinya hal yang tidak kita inginkan. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)