TRANS HAPAKAT – Kurang lengkap rasanya bagi penggiat traveling di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah belum mengunjungi sebuah tempat yang didalamnya memiliki nilai-nilai historis bersejarah.
Nah, kali ini kita bisa berkunjung ke rumah adat asli Suku Dayak, yaitu Rumah Betang Buntoi yang terletak di Desa Buntoi Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau.
Seperti diketahui rumah betang ini adalah salah satu dari sekian Rumah Betang di Kalimantan Tengah, dan keberadaannya hingga kini tetap terjaga. Rumah Betang Buntoi memiliki peninggalan kisah-kisah cerita kehidupan masyarakat di masa lalu sehingga sangat tepat jika dijadikan salah satu alternatif bagi penggiat traveling dan bisa juga mengisi liburan sambil belajar sejarah.
Keberadaan rumah ini telah diwarisi kepada anak cucunya. Mereka diamanatkan untuk menjaga dan merawat agar tidak punah. Keunikan dari Rumah Betang ini hampir seluruh bangunannya terbuat dari bahan kayu jenis ulin. Sebuah kayu yang dikenal kekuatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun lebih.
Ciri khas Rumah Betang berbentuk rumah panggung. Kontruksi bangunan sengaja dibuat oleh penghuninya untuk menghindari dari berbagai bahaya serangan musuh, binatang buas, dan juga banjir.
Dari rangkuman www.transhakapat.web.id, Rumah Betang yang ada di Desa Buntoi Kecamatan Kahayan Hilir ini dibangun pada tahun 1867 dan selesai pada tahun 1870 oleh seorang ketua adat setempat kala itu bernama Singa Jala.
Martenggo salah satu ahli waris menceritakan, bahwa rumah ini sangat kental akan sejarah perjuangan sang kakek dalam memperjuangkan menjaga wilayahnya dari serangan para musuh kalah itu. Hampir sebagian besar penghuni di sekitar Rumah Betang merupakan keturunannya.
Pewaris yang sudah masuk keturunan dinasti ke enam ini menjelaskan, ukuran Rumah Betang Buntoi ini tidak terlalu besar hanya memiliki panjang sekitar 25 meter dan lebar 15 meter. Untuk tiang, lantai, dinding dan atapnya berbahan dasar kayu ulin.
Pada rumah ini dikatakan Martenggo, apabila dilihat dari bentuk arsitektur bangunannya memang tidak memanjang seperti betang pada umumnya, melainkan mirip dengan rumah adat Banjar.
Rumah Betang Buntoi sengaja dibangun sesuai dengan kebutuhan dan hanya dihuni oleh satu keluarga saja. Didalam rumah ini juga ada benda kuno, seperti guci atau balanga, gong, serta benda-benda peninggalan yang memiliki nilai historis yang masih terlihat utuh.
Bagi pengunjung yang datang ke tempat ini, akan melewati makam berupa sandung dan tiang hanteran bermotif naga. Sebuah makam bagi masyarakat Suku Dayak yang didalamnya adalah tempat peristirahatan terakhir bagi seorang tokoh. Walau begitu, kita tidak perlu takut saat berada di Rumah Betang asal selalu tetap bisa menjaga sikap dengan baik.
Rumah Betang Buntoi kini menjadi salah satu cagar budaya yang ada di Kabupaten Pulang Pisau. Tidak jarang juga banyak tamu asing dari luar negeri yang berkunjung hingga menginap. Kebanyakan dari mereka ingin mengetahui dan mengupas sejarah yang terkait dengan Rumah Betang ini.
Bagi yang penasaran ingin berkunjung ke Rumah Betang Buntoi, tidak ada salahnya memilih tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata liburan di akhir pekan. Keseruan pasti bertambah, karena setiap tamu yang datang selain bisa melintasi jalur darat juga dapat ditempuh dengan melalui susur Sungai Kahayan menggunakan perahu klotok. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)