TRANS HAPAKAT – Selama satu pekan banjir masih melanda dua desa yakni Desa Tanjung Taruna dan Desa Tumbang Nusa Kecamatan Jabiren Raya Kabupaten Pulang Pisau. Debit air terus mangalami peningkatan dan menyebabkan akses jalan utama menuju kedua desa tersebut terendam dengan ketinggian air mencapai 1- 1,5 yang mengakibatkan proses belajar mengajar bagi peserta didik diliburkan.
Kepala Desa Tanjung Taruna Kecamatan Jabiren Raya Kabupaten Pulang Pisau Andi Irawan (20/9/2022) mengungkapkan banjir yang telah merendam desanya menyebabkan terganggunya aktivitas penduduk, baik proses belajar mengajar, sosial budaya, serta lumpuhnya perekonomian masyatakat desa setempat secara total. Proses proses belajar mengajar untuk sementara diliburkan dikarenakan sekolah terendam banjir.
Dikatakan Andi Irawan, secara terperinci fasilitas yang terdampak akibat banjir antara lain, fasilitas kesehatan ada dua Pustu, satu Puskesdes, dan Posyandu. Fasilitas pendidikan meliputi gedung PAUD, gedung TP-KA, tiga gedung Sekolah Dasar (SD) dan satu gedung SMP, serta fasilitas tempat ibadah yakni dua masjid, dua mushola, dan dua gereja.
Sedangkan fasilitas pelayanan umum yang ikut terendan adalah kantor desa, balai desa, dan gedung pertemuan desa. Banjir juga merendam dua rumah milik warga, menurut data yang terhimpun oleh pemerintah desa setempat, ada sebanyak 236 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 810 jiwa, ditambah sebanyak 68 balita, 55 orang lansia terdampak banjir, serta 164 jiwa mengungsi di tempat yang lebih aman.
Menyikapi kondisi seperti ini, ungkap Andi Irawan, pihak pemerintah desa berharap segera adanya bantuan pemerintah kabupaten melelui dinas terkait, berupa logistik, dan sarana pendukung lainnya sebagai upaya antisipasi kondisi terburuk, menggingat semakin meningkatnya intensitas hujan, dan meluapnya debit air daerah aliran sungai (DAS) Kahayan terus mengalami peningkatan.
Kepada www.transhapakat.web.id Kepala Desa Tumbang Nusa Kecamatan Jabiren Raya Lily (20/9/2022) menyampaikan hal yang serupa. Banjir yang melanda sepekan terakhir telah merendam akses jalan utama sepanjang 1,5 kilometer menuju desa. Jalan tersebut tidak bisa dilalui baik roda dua maupun roda empat, transportasi yang bisa di gunakan adalah dengan mengunakan perahu tradisional atau perahu klotok.
Dikatakan Lily ketinggian debit air di wilayah desanya saat ini mencapai satu meter. Secara terperinci sebanyak 337 kepala keluarga (KK) terdampak banjir, enam rumah milik warga di RT.003 terendam, banjir juga merendam kebun sayuran dan buah-buahan sehingga mengakibatkan gagal panen.
Lily mengatakan, banjir yang melanda di desanya sangat berdampak dan mengganggu aktivitas mata pencaharian masyarakat. Banyak ternak peliharaan warga masyarakat terkena penyakit, proses belajar anak sekolah khususnya siswa SMP terganggu, karena akses jalan menuju sekolah terendam banjir. Sebagian masyarakat mulai terjangkit penyakit seperti demam dan gatal-gatal.
Lanjut kata Lily, pihak pemerintah bersama masyarakat terus melakukan monitoring perkembangan banjir. Selalu siap siaga mengantisipasi kemungkinan yang terjadi dan bisa merugikan masyarakat akibat dampak banjir. Diharapkan masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga keselamatan jiwa dari segala macam bentuk ancaman. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)