TRANS HAPAKAT – Camat Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau, Siswo (1/9/2021) mengungkapkan banjir luapan dari Sungai Kahayan yang terjadi sejak Senin (30/8/2021) terus mengalami kenaikan dan menggenangi ruas Jalan Trans Kalimantan poros tengah Desa Penda Barania Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau.
Akibat dari banjir luapan, kata Siswo, antrean kemacetan kendaraan yang melintas lokasi banjir sudah mencapai sepanjang lima kilometer. Titik banjir di ruas jalan poros yang menghubungkan beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah ini sepanjang satu kilometer. Pada titik terendah kedalaman air mencapai 15 centimater, sedangkan pada titik tertinggi atau terdalam mencapai 70 centimeter.
Siswo mengungkapkan tidak menutup kemungkinan debit air dari banjir luapan Sungai Kahayan ini terus mengalami kenaikan, karena saat ini di pada daerah hulu intensitas hujan meskipun katagori sedang masih terus terjadi. Banjir membuat antrean dan kemacetan dan membutuhkan waktu cukup lama untuk melintasi lokasi banjir
Ketinggian air yang sudah mencapai 70 centimeter, kata Siswo, mulai mengganggu arus transportasi jalan darat. Kendaraan roda empat tidak bisa melintas di lokasi banjir dengan normal, dan harus berhati-hati karena banyak lobang di ruas jalan tersebut. Kendaraan roda dua juga terpaksa sudah menggunakan perahu klotok untuk dapat melintas lokasi banjir untuk menuju pada titik aman dari banjir.
Dikatakan Siswo untuk mengatasi situasi di lapangan dan mengurai terjadinya kemacetan, para personel gabungan darii TNI, Polri, BPBD, Tagana, Satpol PP, Dishub dan anggota Balakar Kuala Kapuas, melakukan ikut membantu sistem buka tutup arus lalu-lintas yang diberlakukan. Selain itu, para personel juga membantu memberikan arahan kepada pengendara yang melintas untuk menghindari jalan yang berlubang cukup besar dan dalam akibat tergerus derasnya arus banjir.
Kepala Desa Penda Barania Kecamatan Kahayan Tengah Samson mengatakan bahwa banjir yang kembali, berdampak kepada aktivitas masyarakat sehari-hari. Kedalaman air sekitar 30 centimeter mengenangi lahan perkebunan milik warga desa setempat.
Dikatakan Samson, seluas 35 hektare terendam akibat luapan air Sungai Kahayan, sehingga masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas berkebun. Sebagian besar masyarakat didesanya, masih tergantung dari hasil perkebunan dengan menyadap hasil perkebunan karet.
Menurun Samson, selain Desa Penda Barania yang terdampak banjir, juga ada sebanyak enam kepala keluarga di Desa Balukon terdampak. Dari informasi yang diterimanya debit air di desa tersebut lebih tinggi dibandingkan desa lain. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)