TRANS HAPAKAT – Penjabat Bupati Pulang Pisau Kalimantan Tengah, Nunu Andriani (16/7/2024) mengungkapkan, dengan telah digaungkannya Rumah Pangan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) oleh kelompok dari Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Purwodadi Kecamatan Maliku sebagai salah satu upaya mewujudkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas untuk generasi emas 2045.
Nunu Andriani menjelaskan, ketahan pangan maupun gizi seimbang merupakan kebutuhan dasar hidup, sehingga melalui rumah pangan tersebut bisa mejadikan masyarakat yang ada di desa ini terjaga kesehatannya. Pemerintah kabupaten setempat juga telah memprogramkan melalui dinas terkait untuk daerah-daerah yang rawan pangan agar menjadi desa ketahan pangan. Upaya itu diharapkan dengan ketersediaan pangan mampu mencukupi 45 jenis zat gizi yang harus di konsumsi oleh manusia setiap harinya.
Menurut Nunu Andrian, apabila kita sudah mempunyai ketahan pangan serta konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan aman bisa diyakini masyarakat ataupun generasi kita tumbuh dan terlahir dengan sehat.
Nunu Andriani mengapresiasi atas kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Kalteng sehingga bisa didirikannya Rumah Pangan B2SA di tahun 2024 ini di Kabupaten Pulang Pisau. Ia juga berharap rumah pangan tersebut di tahun-tahun berikutnya bisa semakin bertambah di setiap desa.
Kepala Desa Purwodadi Lusiam Marhani mengatakan, dibuatnya Rumah Pangan B2SA oleh kelompok TP PKK desa setempat sebagai upaya untuk mendukung serta memenuhi kebutuhan untuk gizi masyarakat. Seperti anak balita yang beresiko stunting maupun yang gizi kurang tidak terkecuali ibu hamil menjadi target yang harus dipenuhi kebutuhannya.
Lanjut dikatakan Lusiam, untuk pemberian makanan di Rumah Pangan B2SA ini dilakukan selama 50 kali pertemuan dengan kuota sebanyak 40 orang. Sementara untuk tempat pelaksanaannya rencananya diadakan di balai desa atau Posyandu.
Dirinya berharap, dengan telah diresmikan dan digaungkan rumah pangan tersebut bisa menurunkan angka stunting yang ada di desa setempat yang tercatat masih ditemukan 19 anak beresiko stunting. Selain itu juga bisa mewujudkan generasi-generasi yang sehat produktif, inovatif dan kompetitif. (Penulis: ARIEF SUSENO/ Editor: DUDENK)