Penjabat Bupati Pulang Pisau Nunu Andriani melihat dari dekat ibu dan bayi dalam program NUNU Center yang menjadi bagian penanggulanan dan pencegahan stunting. (FOTO TRANS HAPAKAT)

TRANS HAPAKAT – Penjabat Bupati Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Nunu Andriani (8/3/2024) mengatakan melalui Program NUNU Center yang ada di RSUD setempat menjadi bagian program kerja prioritas pemerintah daerah dalam penanganan kasus stunting.

Dikatakan Nunu Andriani, penurunan prevalensi stunting sebagai program prioritas telah di masukan dalam rencana kerja pemerintah setempat. Upaya ini terus dilakukan oleh pemerintah daerah secara terintegrasi dan berkelanjutan, salah satunya program NUNU Center yang digagas RSUD Pulang Pisau.

Terkait program NUNU Center, dirinya menjelaskan bahwa program tersebut lebih pada pemberian nutrisi pada ibu yang mempunyai bayi berat lahir rendah (BBLR) sehingga pemenuhan asupan gizi pada ibu yang mempunyai bayi tersebut bisa ditangani dengan baik. Begitu usia bayi dari 0-6 bulan harus mendapatkan ASI eksklusif, artinya dengan program tersebut diharapkan pemberian nutrisi pada ibuĀ  harus di tingkatkan, sehingga pada kondisi bayi berat lahir rendah dipastikan mendapatkan asupan ASI benar-benar bernilai gizi yang diperlukan sesuai usia bayi dan program ini bisa mencegah terjadinya stunting.

Direktur BLUD RSUD Pulang Pisau, Kalimantan Tengah dr Muliyanto Budihardjo mengungkapkan program NUNU Center merupakan program penguatan jejaring untuk memperkuat fungsi rumah sakit dalam penurunan prevalensi stunting.

Muliyanto Budihardjo menjelaskan, upaya apa yang bisa dilakukan sehingga rumah sakit memiliki andil besar dalam membantu penurunan angka stunting lebih cepat, hasil kajian dan penelitian tim rumah sakit dan hasil riset bahwa dalam kurun waktu setahun terdapat 283 bayi BBLR yang berisiko stunting.

Menurutnya bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah penyumbang kasus stunting paling besar dan bisa dikatakan penyumbang stunting hingga 50 persen. Melalui program NUNU Center ini pihaknya sudah melakukan intervensi dan pendekatan sekitar 20 bayi badan lahir rendah dengan memberikan setimulan berupa susu maupun nutrisi kepada ibu yang memiliki bayi dalam kondisi BBLR.

Dijelaskanya untuk pelaksanaan program tersebut pihak RSUD setempat telah menyiapkan anggaran sekitar Rp100 Juta yang dilaksanakan scara swakelola sebagai upaya mendukung program tersebut. Program ini juga bermaksud membangun komitmen bersama sehingga program ini bisa terlaksana dengan baik serta didukung sumber daya manusia (SDM) yang memadai ditunjang dokter spesialis.

Muliyanto Budihardjo optimis melalui program ini diyakini bahwa RSUD Pulang Pisau mampu berkontribusi nyata. Progran penurunan angka stunting di kabupaten setempat bisa berjalan dengan maksimal sesuai target yang dicapai. (Penulis: HERI WIDODO/ Editor: DUDENK)